Cryptocurrency kini menjadi hal yang kerap diperbincangkan dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan, mata uang digital ini semakin mendapat perhatian dari masyarakat di dunia dan diprediksi akan semakin menjanjikan ke depannya.
Hal ini pun diungkapkan oleh CEO & Founder of Pintu, Jeth Soetoyo. Di episode 'NSS: An Innovator of Indonesian Cryptocurrency', Jeth menyebut cryptocurrency saat ini telah memasuki mass-user based, mengingat mata uang ini kerap digunakan oleh masyarakat dunia untuk bertransaksi ekonomi.
"Menurut saya, crypto ini dalam masa di mana kita transisi dari miss-user based ke mainstream user. Dulu awalnya crypto dipakai oleh obvious-obvious dan orang-orang yang suka terhadap konsep desentralisasi, kita ini masuk ke tahap mass-user based. (Perkembangan crypto saat ini) lumayan menarik, apalagi dengan geopolitik yang lagi kenceng di dunia antara Rusia, China, dan AS. Kita udah lihat contohnya Rusia di block-off dari financial system dunia, (dan saat ini) banyak yang mulai memanfaatkan blockchain untuk bertransaksi," katanya dalam episode NSS yang ditayangkan di situs CXO Media.
Lebih lanjut, Jeth menjelaskan dampak dari cryptocurrency diprediksi akan mengalahkan internet. Sebab, ia menilai cryptocurrency tak langsung akan berdampak terhadap perekonomian negara.
"Kita baru di awal mass adoption. Kalau kita tarik balik ke internet di akhir tahun 90-an, kita memasuki zaman-zaman tersebut. Di mana 10 tahun ke depan impact dari inovasi blockchain kemungkinan akan lebih besar dibanding internet. Karena internet merupakan network yang membantu orang sharing data, tapi kalau blockchain membantu orang yang sharing value. And it has a direct impact to economy, dan menurut aku itu impact-nya akan jauh lebih besar," ungkapnya.
Dampak besar dari cryptocurrency diungkapkan Jeth sebenarnya telah dirasakan sejak lama. Oleh sebab itu, dirinya memberanikan diri untuk mendirikan platform Pintu, aplikasi jual beli dan investasi aset digital. Terlebih saat itu, menurutnya, platform investasi belum user-friendly.
"Tahun 2017 pas crypto lagi booming, gue mencoba menggunakan crypto untuk mengirim dana untuk gue sekolah di AS saat itu. Gue merasa dari segi efisiensi waktu dan cost lebih murah dari sistem perbankan. Dan itu yang membuat gue tertarik dengan dunia blockchain," katanya.
"Awal (mendirikan Pintu) karena pengalaman sendiri dengan mencoba investasi beberapa aplikasi di Indonesia. Dan pengalaman gue agak ribet, dan gue merasa untuk orang awam yang baru terhadap konsep crypto dan investasi dibutuhkan platform yang lebih mudah, bahwa ada keperluan aplikasi seperti Pintu," katanya.
Ke depan, Jeth pun memprediksi mata uang crypto akan semakin diminati oleh masyarakat lantaran dengan adanya crypto, masyarakat bisa membangun produk finansial yang digunakan di seluruh Indonesia, seperti berkembangnya NFT.
Untuk itu, Jeth juga menargetkan Pintu untuk menjadi platform yang banyak digunakan masyarakat dalam berinvestasi aset crypto, tentunya dengan tetap mengedukasi para penggunanya.
"Goal kita dari Pintu sebenarnya gue punya keyakinan at least 20% penduduk Indonesia akan mempunyai asset crypto di 5-10 tahun ke depan. Dan goal kita adalah (Pintu) merupakan platform yang paling banyak digunakan untuk menyimpan asset crypto di Indonesia," katanya.
"Di Pintu ada salah satu fitur, Dollar Cost Averaging, di mana kita mencoba mengedukasi user untuk tidak FOMO (fear of missing out) saat berinvestasi. Jadi, kita menganjurkan pengguna Pintu untuk pelan-pelan berinvestasi dengan cara yang lebih responsible, dan melakukan itu secara rutin dan teratur. Karena secara historical itu terjamin lebih efektif dibanding invest di harga tertentu," pungkasnya.
Simak Video "Kala Artis Berlomba-Lomba Luncurkan Token Kripto"
[Gambas:Video 20detik]
(fhs/ega)