Terra LUNA sedang jadi sorotan. Aset kripto yang sempat jadi primadona investor itu harganya turun sampai 96,39% dalam perdagangan 24 jam terakhir.
Dikutip dari CoinmarketCap, Kamis (12/5/2022), pukul 13.00 WIB Terra LUNA diperdagangkan pada US$ 0,32 atau setara Rp 4.659 per koin (kurs Rp 14.560). Padahal pada April 2022 harganya menyentuh level tertinggi senilai US$ 119 atau setara Rp 1,7 juta per koin.
Terra LUNA sempat mendapat perhatian besar dari investor kripto. Initial coin offering (ICO) Terra LUNA dilakukan pada 2019 dan setelah itu harganya cenderung terus meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terra LUNA juga pernah menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar keenam dengan nilai US$ 40 miliar. Sayangnya kini harganya terus anjlok dalam.
Mengutip CoinDesk, penyebab terjunnnya harga Terra LUNA adalah karena harga stablecoin Terra USD (UST) yang menyusut. Pasalnya keduanya memiliki keterkaitan.
Aset kripto yang bernama Terra dengan kode perdagangan LUNA itu merupakan proyek berbasis blockchain yang dikembangkan oleh Terra Labs. Blockchain Terra bertujuan untuk melacak nilai dolar AS, seperti sesama stablecoin Tether dan USDC.
Namun tidak seperti aset kripto lain, Terra tidak memiliki uang tunai dan aset lain yang disimpan sebagai cadangan untuk mendukung tokennya. Sebagai gantinya, Terra menggunakan campuran kode yang kompleks dan token LUNA untuk menstabilkan harga.
UST penting bagi investor Bitcoin karena Luna Foundation Guard, organisasi yang mendukung proyek Terra memiliki miliaran dolar AS dalam bentuk Bitcoin yang berpotensi dibuang ke pasar kapan saja.
Secara sederhana, protokol Terra sangat berpengaruh pada harga terraUSD dan Luna. Ketika harga terraUSD turun di bawah dolar, hanya bisa ditukar dengan Luna. Itu sebabnya terraUSD menjadi langka dan harganya bisa naik.
Kepanikan selanjutnya adalah Luna Foundation Guard sempat mengumumkan akan meminjamkan Bitcoin senilai US$ 750 juta kepada perusahaan perdagangan. Hal itu dilakukan untuk membantu melindungi harga terraUSD.
(aid/ara)