Yang Perlu Kamu Tahu Soal Stablecoin, Kripto yang 'Kebal' Sentimen Pasar

Yang Perlu Kamu Tahu Soal Stablecoin, Kripto yang 'Kebal' Sentimen Pasar

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 13 Mei 2022 10:59 WIB
Ilustrasi Jual Beli Kripto
Foto: Dok. Shutterstock
Jakarta -

Masalah besar aset kripto selama ini adalah volatilitas harga yang sangat ekstrim. Dalam waktu yang sangat singkat sebuah aset kripto bisa menanjak, di sisi lain bisa anjlok sedalam-dalamnya.

Namun nyatanya, salah satu sub-kategori aset kripto dirancang untuk mempertahankan nilainya secara konstan. Hal itu adalah Stablecoin.

Ketika harga aset kripto anjlok minggu ini, Stablecoin bagai terisolasi dari kekacauan. Namun, anjloknya nilai TerraUSD, salah satu jenis Stablecoin terbesar keempat di dunia telah menarik perhatian di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu apa sebenarnya Stablecoin? Berikut ini penjelasannya dilansir dari Reuters, Jumat (13/5/2022).

Apa Itu Stablecoin?

Stablecoin adalah salah satu jenis aset kripto yang dirancang untuk dilindungi dari volatilitas harga liar yang terjadi. Volatilitas harga dinilai dapat mempersulit penggunaan aset digital untuk pembayaran atau sebagai aset penyimpan nilai.

ADVERTISEMENT

Selama ini, Stablecoin dibuat untuk mempertahankan nilai tukarnya secara konstan dengan mata uang yang ada. Misalnya melalui patokan Dolar AS 1:1. Artinya, satu Stablecoin harganya setara dengan 1 Dolar Amerika Serikat.

Mengapa Stablecoin Penting?

Stablecoin memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$ 170 miliar saat ini. Hal itu menjadikannya sebagai bagian yang relatif kecil dari keseluruhan pasar aset kripto dunia. Saat ini saja nilai keseluruhan pasar aset kripto dunia sekitar US$ 1,2 triliun menurut data CoinMarketCap.

Tapi mereka telah melonjak popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir. Stablecoin terbesar, Tether, memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$ 80 miliar, setelah melonjak dari hanya US$ 4,1 miliar pada awal tahun 2020. Stablecoin nomor 2, USD Coin, memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$ 49 miliar menurut data CoinMarketCap.

Sementara data tentang penggunaan spesifik Stablecoin sulit didapat, mereka memainkan peran penting bagi pedagang kripto. Hal ini memungkinkan mereka untuk melakukan lindung nilai terhadap lonjakan harga Bitcoin dkk atau untuk menyimpan uang tunai tanpa mentransfernya kembali ke mata uang fiat.

Joseph Edwards, kepala strategi keuangan di perusahaan kripto Solrise mengatakan sejak 2018 Stablecoin semakin banyak digunakan dalam perdagangan internasional. Kebanyakan aset yang satu ini digunakan sebagai cara untuk menghindari kontrol modal.

Menurut Edwards, Stablecoin Tether khususnya seringkali digunakan untuk perdagangan di dalam dan sekitar China dan Amerika Selatan.

Seperti Apa Stablecoin Bekerja? Buka halaman selanjutnya.


Ada dua jenis utama Stablecoin. Pertama, adalah Stablecoin yang didukung oleh cadangan yang terdiri dari aset betulan. Misalnya saja seperti mata uang fiat, obligasi, surat berharga, atau bahkan token kripto lainnya.

Stablecoin utama seperti Tether, USD Coin, dan Binance USD didukung oleh cadangan seperti itu. Mereka mengatakan bila aset berdenominasi Dolar yang cukup untuk mempertahankan nilai tukar 1:1. Perusahaan mengatakan Stablecoin mereka selalu dapat ditukar dengan satu Dolar.

Stablecoin yang didukung oleh aset macam ini telah mendapat tekanan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu berkaitan dengan sikap transparan tentang apa yang ada dalam cadangan mereka, dan apakah mereka memiliki cukup uang untuk mencadangkan semua koin digital yang beredar.

Sementara itu, pada kasus TerraUSD adalah stablecoin yang sifatnya algoritmik dan terdesentralisasi. Dengan begitu berarti mereka tidak memiliki cadangan secara riil.

Sebaliknya, nilainya seharusnya dipertahankan oleh mekanisme kompleks yang melibatkan pertukaran koin TerraUSD dengan koin kripto Luna untuk mengontrol pasokannya.

Apa Masalah yang Membuat TerraUSD Anjlok?

Mekanisme stabilitas TerraUSD berhenti bekerja minggu ini ketika investor kehilangan kepercayaan pada aset kripto Luna.

Di tengah penurunan yang lebih luas di pasar kripto, TerraUSD jatuh hingga serendah 30 sen untuk satu koin. Tak lagi 1:1 dengan Dolar Amerika Serikat. Secara teori, Stablecoin harus didukung aset yang tetap kokoh.

Tetapi, Tether yang merupakan Stablecoin nomor satu pun, juga pernah melepaskan diri dari patokan 1:1 Dolar AS. Hal itu pertama kali terjadi pada 2020. Saat itu, Tether turun ke level 95 sen.

Namun, Tether tetap berusaha meyakinkan investor. Mereka mengatakan di situs webnya bahwa pemegang masih dapat menebus token mereka dengan tarif 1:1.

Bagaimana Sikap Regulator?

Sementara ini, regulator secara global mencoba menetapkan aturan untuk pasar kripto. Beberapa telah menyoroti Stablecoin sebagai risiko yang cukup besar terhadap stabilitas keuangan.

Dalam laporan stabilitasnya, The Fed memperingatkan bila Stablecoin rentan terhadap pergerakan investor karena didukung oleh aset yang dapat kehilangan nilai atau menjadi tidak likuid pada saat tekanan pasar.

Oleh karena itu, pergerakan Stablecoin dapat meluas ke sistem keuangan tradisional dan menciptakan tekanan pada aset-aset dasarnya.


Hide Ads