Negara Termiskin di Dunia Ini Sahkan Bitcoin Jadi Alat Bayar!

ADVERTISEMENT

Negara Termiskin di Dunia Ini Sahkan Bitcoin Jadi Alat Bayar!

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 07 Jun 2022 08:31 WIB
Ilustrasi Bitcoin
Foto: Dok. Shutterstock
Jakarta -

Negara Republik Afrika Tengah meresmikan uang digital terbesar dunia, bitcoin menjadi alat pembayaran yang sah. Pemerintah negara itu berpendapat, keputusan itu guna mengamankan masa depan keuangan negara.

Presiden Afrika Tengah Faustin-Archange Touadéra bahkan menciptakan moto terkait pembayaran bitcoin. Moto itu dari sebuah bahasa latin 'Vires in Numeris' yang artinya "kekuatan dalam jumlah" dari bitcoin.

Republik Afrika Tengah menjadi negara kedua yang mengesahkan bitcoin sebagai pembayaran. Sementara yang pertama didahului oleh El Salvador.

Mengutip dari BBC, Senin (7/6/2022), keputusan ini diambil pada 29 April lalu. Menurut siaran pers, pemerintah mengatakan ingin membangun 'Hub Crypto' legal pertama yang diakui oleh parlemen suatu negara. Tujuannya untuk bisnis dan menarik penggemar kripto global.

Setelah disahkannya bitcoin menjadi alat bayar, uang digital itu sudah bisa diimplementasikan. Misalnya saja di ibu kota, Bangui, bisnis seperti toko atau kafe sudah menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.

Dengan disahkannya bitcoin sebagai alat pembayaran, hal ini juga bertujuan untuk menarik investor global. Bahkan ada rencana negara mengizinkan berinvestasi di pertambangan dan industri lain menggunakan bitcoin tidak dikenakan pajak penghasilan atau perusahaan.

Namun di sisi lain, keputusan Afrika Tengah mengesahkan bitcoin menjadi alat pembayaran cukup membuat publik kecengang. Pasalnya, negara yang kaya mineral ini masuk dalam peringkat sebagai salah satu yang termiskin di dunia.

Situasi negara itupun diperumit oleh perang saudara selama hampir satu dekade yang telah menghancurkan sebagian besar negara.

Mengingat bitcoin merupakan uang digital yang memerlukan internet, hal ini dikaitkan dengan bagaimana keadaan perluasan akses internet di Afrika Tengah. Menurut perkiraan dari tahun 2020, sembilan dari 10 orang Afrika Tengah tidak memiliki akses ke internet.



Simak Video "Walau Alami Penurunan, Developer yakin Harga Kripto Akan Tetap Bullish"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT