Jakarta -
Di tengah maraknya token kripto yang diluncurkan banyak publik figur dan hangatnya perbincangan mengenai mata uang digital atau yang lebih dikenal dengan sebutan cryptocurrency. Rupanya ada satu mata uang digital yang dikabarkan buatan dalam negeri yang diam-diam sudah banyak dilirik oleh pangsa pasar internasional, namanya OJA Coin.
OJA Coin atau $OJX belakangan ini tengah banyak dibahas oleh vlogger finansial lokal maupun internasional. Bahkan sebelum launching sekalipun komunitas mereka diklaim telah memiliki puluhan ribu anggota atau holders di seluruh dunia.
Berbeda dengan token kripto pada umumnya, OJA Coin adalah mata uang digital yang tidak bergantung pada blockchain lain seperti Ethereum, Binance atau blockchain manapun, namun beroperasi dalam blockchain mandiri yang dinamakan OJA Network. Hal tersebut tentunya memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri baik dari sisi teknis maupun daya tarik investasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti yang ditemukan dalam whitepaper nya, ternyata proyek OJA Coin memiliki tujuan utama yang sederhana, namun selalu menjadi tantangan terbesar setiap mata uang digital sejak era Bitcoin 13 tahun lalu hingga saat ini, yakni untuk mengadopsi penggunaan cryptocurrency secara massal di setiap transaksi baik di usaha lokal maupun digital.
Kendala yang selalu dihadapi setiap cryptocurrency adalah stabilitas harga, kecepatan transaksi, biaya transaksi, keamanan, regulasi pemerintah dan dampak mata uang digital terhadap lingkungan di masa depan. Semua hal ini nampaknya menjadi fokus OJA Coin dalam mengembangkan produknya.
Seolah akan menyelesaikan permasalahan yang tak kunjung terselesaikan, fitur-fitur unggulan OJA Coin ini tentunya sangat disambut positif oleh komunitas kripto dunia terutama di tengah lesunya pasar mata uang digital belakangan ini.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Riman, Co-founder dari OJA Coin saat memberikan penjelasan di sesi Ask Me Anything yang diselenggarakan oleh salah satu bursa crypto exchange store kemarin menjelaskan, pengembangan OJA Coin dan OJA Blockchain ini diperlukan demi memfasilitasi utility yang sedang di bangun, yakni Customer Loyalty Platform berbasis blockchain.
"Teknologi blockchain dan Web3 dapat menjadi suatu peluang baru bagi setiap perusahaan dalam meningkatkan potensi usahanya dengan cara yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya," tambah dia.
OJA Coin Siap Membantu UMKM Mengadopsi Cryptocurrency
Setiap pedagang atau merchant yang tergabung dengan OJA Coin dapat meningkatkan loyalitas pelanggannya dengan memberi poin rewards berupa $OJX dalam setiap pembelian.
Poin berupa $OJX yang dikumpulkan customer ini kemudian dapat ditukarkan menjadi voucher, diskon dan hingga dapat ditukarkan menjadi mata uang lokal di bursa kripto.
Program Customer Loyalty Platform tersebut saat ini memang masih dalam pengembangan, namun telah mendapatkan cukup banyak antusiasme dari brand dan perusahaan besar di seluruh dunia untuk bergabung.
Karena selain dapat meningkatkan loyalitas customer kepada brand tersebut, program ini diharapkan dapat meningkatkan adopsi mata uang digital atau cryptocurrency hingga seluruh pelosok negeri.
"Dengan ekosistem yang sedang dibangun oleh OJA Coin, kami ingin semua kalangan dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi digital berbasis blockchain terdesentralisasi ini, bukan hanya untuk aktivitas trading atau investasi saja namun juga dalam aktivitas transaksi sehari-hari. Karena inilah faktor utama yang akan menjaga kestabilitasan suatu mata uang, termasuk mata uang kripto," jelas dia.
Ditambahkannya lagi bahwa pemerintah sebaiknya segera memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan inovasi ini melalui regulasi yang berpihak kepada pengembang.
Seperti diketahui, bahwa masih banyak negara yang masih setengah-setengah dalam mendukung perkembangan mata uang digital seperti Bitcoin.
Termasuk di Indonesia, yang dimana masih melarang penggunaan cryptocurrency sebagai alat pembayaran yang sah, namun pada sisi lain dianggap sah sebagai komoditas atau aset investasi yang dapat diperdagangkan secara legal.
Hal ini dikhawatirkan bakal menghambat perkembangan teknologi blockchain yang dipercaya dapat menjadi solusi bagi banyak industri.
Jika konsep ini terealisasi, mungkin dalam waktu dekat kita dapat beli es krim di kaki lima menggunakan mata uang kripto.