Ingat Keluarga Taihuttu? Dulu Jual Rumah buat Bitcoin, Kini Rugi Rp 14 M

Ingat Keluarga Taihuttu? Dulu Jual Rumah buat Bitcoin, Kini Rugi Rp 14 M

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Senin, 04 Jul 2022 15:13 WIB
Didi Taihuttu
Keluarga Taihuttu/Foto: CNBC
Jakarta -

Masih ingat dengan keluarga Didi Taihuttu? Keluarga asal Belanda itu dulu mempertaruhkan semua asetnya untuk membeli Bitcoin. Sudah bertahun-tahun keluarga Taihuttu tak memiliki rekening bank, rumah, atau harta pribadi lainnya. Kini Bitcoin sedang hancur-hancurnya, bagaimana nasib mereka?

Melansir CNBC, Senin (4/7/2022), sejak anjloknya nilai kripto, mereka harus kehilangan harta hingga US$ 1 juta atau sekitar Rp 14,9 miliar. Harta keluarga Taihuttu terus tergerus sejak Bitcoin menyentuh nilai tertingginya US$ 69 ribu pada November 2021 lalu.

Meski demikian, Taihuttu tetap meyakini nilai Bitcoin akan bangkit lagi. Keluarga itu pun tetap membeli mata uang kripto yang harganya sedang berdarah-darah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya membeli Bitcoin setiap hari. Bagi saya, pelajaran yang saya pelajari dari dua siklus terakhir adalah ketika seluruh dunia panik, dan ketika semua orang berpikir Bitcoin akan jatuh, saya membeli Bitcoin," jelas Didi kepada CNBC.

Pada tahun 2017, Didi, istrinya, dan tiga putrinya melikuidasi semua aset yang mereka miliki. Mereka menjual rumah seluas 2.500 kaki persegi dan semua harta lainnya untuk beli Bitcoin dan hidup di jalanan.

ADVERTISEMENT

Semua itu dimulai Taihuttu ketika harga Bitcoin hanya sekitar US$ 900 atau sekitar Rp 13,4 juta. Saat ini harga Bitcoin berada di level US$ 19.200 atau sekitar Rp 287 juta. Seiring waktu, keluarga Taihuttu telah menjual dan kembali membeli Bitcoin di waktu yang tepat.

"Begitulah Bitcoin bekerja," katanya.

Didi mengatakan ketika harga Bitcoin berada di US$ 55.000 pada akhir November 2021, ia menjual 15% dari seluruh aset kripto yang dimilikinya. "US$ 55.000 bagi saya adalah tanda bahwa (aset) kami akan turun," jelas Didi.

Dalam satu dekade terakhir, bitcoin telah mengalami dua kali tekanan sebelum akhirnya rebound. Pada tahun 2018, Bitcoin kehilangan lebih dari 80% nilainya sebelum akhirnya bangkit kembali dan naik ke level tertinggi sepanjang masa tahun lalu.

Didi yang mengaku mempelajari pergerakan pasar kripto memprediksi Bitcoin akan mencapai titik terendah antara US$ 15.000 hingga US$ 20.000, sebelum melambung hingga di atas US$ 140.000 pada tahun 2025. Dan saat ini, menurut Didi, adalah momen pembelian terakhir.




(fdl/fdl)

Hide Ads