Bank Indonesia mengungkap saat ini sudah ada 20.000 kripto yang ada di dunia. Pertumbuhan kripto ini bahkan diprediksi akan terus bertambah.
Deputi Gubernur BI Juda Agung, Juda Agung mengatakan semakin banyak kripto tumbuh, diungkapkan dana juga diyakini akan bertambah ke puluhan ribu kripto itu.
"Saat ini, ada lebih dari 20 ribu jenis kripto pribadi mata uang di seluruh dunia. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah dari waktu ke waktu dan
dana yang mengalir ke mata uang kripto pribadi juga akan terus bertambah dari waktu ke waktu," Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam High Level Remarks: G20 Techsprint Central Bank Digital Currency Midpoint Event di Nusa Dua, Bali, Selasa (12/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, dengan pertumbuhan kripto yang sebesar itu, BI khawatir hal itu akan mengganggu arus keuangan yang di mana masyarakat akan lebih banyak meletakan uang di kripto. Padahal investasi kripto lebih berisiko besar.
"Kripto memiliki berbagai risiko, termasuk risiko kehilangan data, nilai yang sangat fluktuatif, dan transaksi ilegal," jelasnya.
Untuk itu, mata uang digital bank sentral (CBDC) akan dihadirkan untuk masyarakat. Hal itu dilakukan untuk memastikan keamanan dalam transaksi keuangan atau menyimpan aset.
"Dalam konteks ini, CBDC dapat memainkan peran penting bagi sistem keuangan masa depan. CBDC berpotensi cocok untuk digunakan sebagai alat tukar yang sah dalam ekosistem terdesentralisasi, fitur utama yang tentu saja tidak ada di ekosistem kita saat ini uang kertas tradisional," jelasnya.
"CBDC juga harus mampu tampil sebagai instrumen untuk mempengaruhi insentif pasar, serta untuk mengelola risiko keuangan yang muncul dari ekosistem terdesentralisasi," tutupnya.