Melansir dari CNBC Indonesia yang mengutip dari Investopedia, mata uang kripto merupakan mata uang digital yang dijamin dengan kriptografi, yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk dipalsukan atau dibelanjakan ganda.
Investasi ini pun menjadi barang hangat yang diminati masyarakat Indonesia. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor aset kripto sudah mencapai 15 juta pengguna dalam kurun waktu 3 tahun.
Bahkan kripto atau cryptocurrency diprediksi akan mengalahkan internet, sebab kripto dinilai tak langsung berdampak pada ekonomi suatu negara. Mata uang digital ini juga diprediksi semakin mendapat perhatian dan menjanjikan ke depannya.
Setidaknya itulah yang dikatakan oleh CEO & Founder of Pintu, Jeth Soetoyo. Lulusan MBA dari Harvard ini terjun pertama kali ke dunia kripto pada tahun 2017 ketika ingin mengirimkan dana untuk sekolahnya ke Amerika Serikat.
Dari situlah dia merasa dari segi efisiensi waktu dan cost kripto lebih murah dari sistem perbankan. Kemudian ia tertarik dengan dunia blockchain dan mendirikan aplikasi Pintu dari pengalamannya mencoba beberapa aplikasi di Indonesia.
Jeth pun merasa untuk orang awam yang baru terhadap konsep kripto dibutuhkan sebuah platform yang lebih mudah. Karena itulah dia membangun sebuah aplikasi yang dinamakan Pintu untuk memudahkan orang awam berinvestasi khususnya kripto.
Jeth juga menargetkan Pintu untuk menjadi platform yang banyak digunakan masyarakat dalam berinvestasi aset kripto, dengan tetap mengedukasi para penggunanya. Ia berkeyakinan 20% pendudukan Indonesia akan punya asset kripto dalam 5-10 tahun ke depan.
Ke depan, Jeth pun memprediksi mata uang kripto akan semakin diminati oleh masyarakat lantaran dengan adanya kripto, masyarakat bisa membangun produk finansial yang digunakan di seluruh Indonesia, seperti berkembangnya NFT.
(fhs/ega)