Jakarta -
Jumlah investor kripto di Indonesia terus melonjak dari tahun ke tahun. Bahkan saat ini jumlah investor kripto sudah melebihi jumlah investor saham di pasar modal.
Per Juni 2022 investor kripto jumlahnya sudah mencapai 15,1 juta orang. Sementara investor di pasar modal jumlahnya jauh lebih sedikit hanya 9,1 juta orang. Data tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR pekan lalu.
Kok bisa investor kripto jumlahnya makin besar? Menurut Analis DCFX Futures, Lukman Leong jumlah investor kripto tumbuh disebabkan oleh variasi produk yang beragam dan juga kemudahan bagi investor untuk mendaftar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berinvestasi di aset kripto pun tak perlu banyak aturan macam investasi di pasar saham. Maka wajar saja menurut Lukman investor kripto jumlahnya tumbuh pesat bahkan melebihi jumlah investor di pasar saham.
"Hal yang membuat jumlah investor kripto tumbuh hingga melewati investor saham disebabkan oleh kemudahan dalam mendaftar, luasnya variasi produk jenis kripto yang ditawarkan," kata Lukman ketika dihubungi detikcom, Kamis (17/11/2022).
Lebih lanjut, Lukman menyatakan meskipun jumlah investor kripto besar, namun jumlah dan volume transaksinya lebih kecil daripada transaksi di pasar saham. Hal ini mengindikasikan pasar saham belum ditinggal peminatnya.
"Walau lebih besar jumlah investornya, namun secara nilai transaksi investor di kripto rata-rata lebih kecil daripada investor saham," ungkap Lukman.
Investor kripto banyak anak muda. Berlanjut ke halaman berikutnya.
Di sisi lain, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan investor kripto yang tumbuh pesat disebabkan oleh profil anak muda yang akrab dengan teknologi digital. Kebanyakan, menurut Bhima, investor kripto berasal dari kalangan anak muda.
"Kenaikan pesat karena ada adaptasi teknologi dan profil investor yang semakin muda, mereka lebih cepat adaptasi ke platform digital untuk investasi ke aset kripto," ungkap Bhima kepada detikcom.
Namun, Bhima menggarisbawahi meskipun investor kripto jumlahnya besar, kebanyakan dari mereka tidak memiliki pengetahuan mendalam atas instrumen yang diinvestasikannya. Dari hasil penelitian Celios menunjukkan 75% investor kripto mengaku belum terlalu memahami aset kripto secara detil, lalu 69% investor mengungkapkan aset kripto tingkat risikonya tinggi.
"Jadi pemahaman aset kripto sendiri misalnya bagaimana white paper aset kripto saat diluncurkan apakah investor ritel sudah baca tingkat risikonya, pemanfaatan dan teknologi di belakang aset kripto yang dibeli," papar Bhima.
"Meskipun ini banyak investornya tapi masih ada gap soal literasi risiko aset kripto," ujarnya.
Dari data yang dipaparkan Sri Mulyani, investor kripto mulai marak bermunculan di tahun 2020. Di tahun tersebut jumlah investor kripto mencapai 4 juta orang, sementara jumlah investor pasar saham sedikit lebih kecil sebesar 3,9 juta.
Di 2021 perkembangannya makin pesat. Investor kripto tercatat mencapai 11,2 juta orang sementara investor pasar modal cuma 7,5 juta orang saja.
Nah data terkini menyatakan per Juni 2022 investor kripto jumlahnya sudah mencapai 15,1 juta orang. Sementara investor di pasar modal jumlahnya jauh lebih sedikit hanya 9,1 juta orang.