Tips untuk Kamu Biar Nggak Terlilit Utang Pinjol, Sesuaikan Kebutuhan

Tips untuk Kamu Biar Nggak Terlilit Utang Pinjol, Sesuaikan Kebutuhan

Retno Ayuningrum - detikFinance
Minggu, 10 Sep 2023 23:00 WIB
Young beautiful asian woman using smart phone and credit card for shopping online in coffee shop cafe, vintage tone color
Ilustrasi Pinjaman Online - Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Jakarta -

Terlilit utang atau pinjaman online adalah hal yang tidak menyenangkan. Karena itu dibutuhkan cara untuk bisa terbebas dari utang-utang tersebut.

Ada beberapa tips yang harus diperhatikan dan dipraktikan agar tak lagi terlilit utang di pinjol. Berikut caranya:

Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia,Andy Nugroho menyarankan menjual aset-aset yang dimiliki terlebih dahulu agar terhindar dari lilitan utang pinjol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, lebih baik menghindari pinjaman hanya untuk sekedar senang-senang atau gaya hidup saja. Karena hal itulah yang menjadi salah satu penyebab terlilit utang. Penggunaan pay later juga bisa merugikan si peminjam.

Hal ini dikarenakan adanya jumlah bunga yang nominalnya tidak disadari. Misalnya, Anda ingin membeli hp keluaran terbaru dengan cicilan dua belas bulan. Mulanya, harga hp tersebut Rp 10 juta, tapi yang dilunasi bisa Rp 12 juta bahkan Rp 14 juta termasuk bunga.

ADVERTISEMENT

"Mungkin nggak berasa karena dicicil beberapa bulan pembayaran. Ketika diakumulasi ya nominalnya lebih besar dibanding belinya cash," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (10/9/2023).

Dia juga menyebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengambil pinjaman online, mulai dari skema pembayaran, jangka waktu hingga besaran bunga.

"Sebelum kita pinjam, pelajari skema pembayaranya gimana, tenor nya berapa lama, bunganya berapa. Seandainya gagal bayar, konsekuensinya buat saya apa," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), Piter Abdullah menyebut menghilangkan keterdesakan masyarakat dan tersedianya banyak pilihan untuk meminta bantuan. Misalnya, adanya bansos dan dompet duafa yang perlu ditingkatkan penyalurannya.

"Sekarang kita banyak bantuan sosial yang digerakkan oleh masyarakat, tapi kenyataannya masyarakat yang benar-benar butuh bantuan tidak punya akses ke sumber-sumber bantuan berarti. Jadi, kalo ada yang menggerakkan bantuan-bantuan itu harus bisa mengakses mereka yang butuh bantuan sehingga tidak perlu mencari pinjaman yang membahayakan," jelasnya.

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads