Heboh Pinjol buat Bayar Uang Kuliah, Malah Jadi Beban Mahasiswa

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 30 Jan 2024 08:00 WIB
Ilustrasi/Foto: Shutterstock
Jakarta -

Publik tengah dihebohkan dengan salah satu kampus negeri, Institut Teknologi Bandung (ITB) menawarkan skema pembayaran uang kuliah melalui pinjaman online (pinjol). Sontak saja, hal tersebut menjadi kecaman bagi ITB.

Seperti diketahui, ITB bekerja sama dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Danacita. Dalam simulasi Cicilan Reguler - Mahasiswa Aktif, mahasiswa yang mengajukan pinjaman Rp 12,5 juta dengan durasi pembiayaan 12 bulan maka diperkirakan membayar dengan total Rp 15,5 juta atau Rp 1,291 juta per bulan. Mahasiswa tersebut dikenakan biaya platform bulanan 1,75% dan biaya persetujuan 3%.

Melihat hal itu, Perencana Keuangan Andy Nugroho menilai skema tersebut dapat menambah beban mahasiswa. Apalagi dengan besaran bunga yang ditanggung, dapat menjadi beban apabila terjadi pembayaran yang menunggak.

Dia juga menyebut bunga itu sama besarnya dengan bunga dari beberapa produk lain, seperti kredit tanpa agunan atau kartu kredit.

"Hal tersebut dapat menjadi beban apabila pembayarannya macet atau menunggak sehingga terjadi bunga berbunga. Namun bila seseorang meminjam karena memang benar-benar terdesak dan sebenarnya juga tidak memiliki kemampuan membayar cicilannya-cicilannya tersebut saja sudah memberatkan," kata Andy kepada detikcom, Senin (29/1/2024).

Di sisi lain, pembayaran melalui pinjol ini memang menjadi solusi praktis dan mudah karena dana dapat cair dengan cepat. Dengan begitu, dapat membantu orang tua yang membutuhkan dana untuk membayar UKT.

Namun, dia juga menyebut skema ini dapat berbahaya bagi mahasiswa apabila dana tersebut tidak dipergunakan untuk membayar UKT.

"Menurut saya tergantung dari kondisi setiap orang. Terkadang orang tuanya sendiri juga tidak semuanya mampu atau mungkin tidak semuanya dananya registratif saat itu juga. Terkadang justru memang butuh pinjaman untuk biaya kuliah anaknya ini," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai seharusnya pihak kampus menyediakan alternatif pembiayaan lain dan menghindari pinjol. Pasalnya, dengan skema pinjol ini, pastinya ada risiko yang ditanggung mahasiswa

"Kalau untuk kampus-kampus khususnya kampus negeri mestinya tidak ada sama sekali alternatif yang diberikan untuk pinjaman dengan online atau pinjol gitu. Karena sebagai kampus negeri semestinya bisa memberikan alternatif pembiayaan-pembiayaan yang lain mengusahakan untuk mahasiswa," kata Faisal kepada detikcom.

Apa bedanya dengan student loan di luar negeri? Cek halaman berikutnya.




(ara/ara)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork