Mengintip Perkembangan Jalan Perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan

Meski jauh dari pantauan pusat ibu kota, ternyata pembangunan jalan nasional di perbatasan Indonesia-Malaysia tak sedikitpun mengendur dan terus dikebut. Foto: dok. Kementerian PUPR

Begini progres pembangunan jalan nasional Badau-Lanjak yang menjadi jalan nasional untuk menghubungkan Putusibau dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau, Kalimantan Barat. Foto: dok. Kementerian PUPR

Tampak beberapa ruas jalan sudah rapi dan berlapis aspal. Foto: dok. Kementerian PUPR

Jalan yang mulus dan beraspal ini juga dihiasi dengan pemandangan alam hutan lebat di sisi kiri kanannya. Sehingga menciptakan kombinasi pemandangan yang cukup indah. Foto: dok. Kementerian PUPR

Sesekali tampak pekerja dan alat berat untuk pembangunan jalan di ruas jalan tersebut. Pada bagian jalan yang belum beraspal, pekerjaan juga tampak dilakukan mulai pemadatan struktur tanah hingga pengerasan seperti pengaspalan. Foto: dok. Kementerian PUPR

Dengan adanya jalan ini, maka sekaligus melengkapi pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau yang diharapkan bisa menjadi gerbang ekspor produk lokal Indonesia menuju negara tetangga. Foto: dok. Kementerian PUPR

Selain itu, secara ekonomi, jalan ini memiliki arti penting. Tanpa ada jalan ini, masyarakat perbatasan masih akan bergantung pada produk yang datang dari Malaysia karena tak ada akses bagi Nanga Badau menuju kota terdekat di Kalimantan. Foto: dok. Kementerian PUPR

Namun dengan adanya jalan ini, kendaraan logistik bisa melintas dan barang lokal RI bisa dibawa menuju Badau. Foto: dok. Kementerian PUPR

Jaringan jalan perbatasan ini merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI dengan fungsi sebagai pertahanan dan keamanan negara serta sebagai pintu gerbang aktifitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Foto: dok. Kementerian PUPR