Jakarta - Wacana pemindahan ibu kota ke luar pulau Jawa terus berusaha direalisasikan oleh pemerintah. Berikut beberapa alasan ibu kota harus pindah.
Foto Bisnis
Ini Alasan Ibu Kota Harus Pindah

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan alasan pemindahan ibu kota ini adalah untuk memisahkan kota ekonomi dan kota pusat pemerintahan. Jakarta nantinya akan tetap menjadi kota pusat ekonomi atau bisnis. Ari Saputra/detikFoto.
Seperti yang diketahui kemacetan di Jakarta sudah tak dapat ditolelir. Hasan Al Habsy/detikFoto.
Kemacetan yang terus meningkat juga menjadi alasan ibu kota harus pindah. Lamhot Aritonang/detikFoto.
Tak hanya macet, kondisi pemukiman warga yang kumuh juga menjadi sorotan. Rengga Sancaya/detikFoto.
Menurut BPS angka kemiskinan hingga September tahun lalu turun menjadi 27,76 juta. Namun, kesenjangan antar penduduk di perkotaan dengan di pedesaan masih tinggi. Agung Pambudhy/detikFoto.
Banjir pun menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov DKI Jakarta. Ari Saputra/detikFoto.
Setiap tahunnya banjir selalu menghantui warga Jakarta. Rengga Sancaya/detikFoto.
Tiap tahunnya jumlah pendatang di DKI Jakarta terus meningkat dan membuat ibu kota semakin padat penduduk. Beberapa orang pun mencoba peruntungannya lewat berdagang. Rengga Sancaya/detikFoto.
Terlihat dalam foto sejumlah PKL menguasi pedestrian di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Rengga Sancaya/detikFoto.
Denyut nadi kawasan kumuh pinggir rel kereta api di kawasan Penjernihan, Jakpus, tak kalah sibuknya dibanding dengan kawasan pusat ekonomi di Jakarta.
Perilaku sebagian warga DKI Jakarta, masih kerap membandel dengan tinggal di bawah kolong jembatan. Seperti terlihat di bawah kolong jembatan, di Jalan Cideng, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (02/11/2015). Kemiskinan yang kian tinggi, tak mengurungkan niat mereka untuk hidup di kolong jembatan sebagai tempat tinggal. Rengga Sancaya/detikcom.
Salah satu potret kemiskinan berupa gubuk rumah tinggal di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Minggu (10/1/2016). Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato di depan peserta Rakernas I PDIP, salah satu tantangan berat yang harus dihadapi adalah persoalan kemiskinan. Ia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 28,51 juta orang atau 11,13%. Ari Saputra/detikFoto.