Jakarta - Kementerian PUPR menanggapi serius ancaman penurunan permukaan tanah dan banjir rob di utara Jakarta. Untuk itu proyek tanggul laut terus dikebut.
Foto Bisnis
Foto: Begini Tanggul Laut yang Dibangun untuk Halau Banjir Rob

Proyek tanggul laut di utara Jakarta terus dikebut.
Proyek yang membentang di sepanjang Kalibaru-Cilincing itu sudah mulai nampak bentuknya.
Progres pembangunan proyek tanggul penahan ombak bisa dikatakan sudah hampir mencapai lebih dari 50%.
Proyek tanggul laut yang direncanakan selesai kontrak pada April 2018, dikebut pengerjaannya dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2017 atau lebih cepat 4 bulan.
Diperkirakan, proyek tanggul penahan ombak ini akan selesai pada akhir tahun 2017 ini dan diharapkan dapat membebaskan kawasan Kalibaru, Cilincing, dan Semper Timur dari dampak air pasang atau rob dan penurunan tanah setiap tahunnya.
Proyek tanggul penahan ombak sempat terhambat disebabkan βizin trase dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang baru keluar pada Juli 2016 lalu.
Pembangunan tanggul penahan ombak dilengkapi dengan jalan inspeksi selebar 5 meter dengan ketinggian spun pile mencapai lebih 4 meter dari dasar permukaan laut, atau lebih tinggi dari tanggul existing yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta setinggi 2,3 meter.
Pemerintah berharap, pembangunan tanggul tersebut bisa diimbangi dengan kesadaran warga untuk tidak menggunakan air tanah ataupun membuang sampah ke aliran kali dan pinggir laut untuk mengurangi dampak pencemaran maupun penurunan permukaan tanah.
Pengerjaan tanggul sepanjang 2,2 kilometer dilakukan oleh βBalai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di wilayah Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Proyek pembangunan di Cilincing ini nantinya akan menyambung dengan tanggul yang di Muara Baru.
Proyek pengerjaan tanggul pelindung di Cilincing ini dikerjakan dengan nilai kontrak multiyears kurang lebih Rp 400 miliar.