Jakarta - Lahan yang minim tak membuat para warga di Ibukota kehilangan akal untuk bercocok tanam. Seperti di bantaran Kali Ciliwung ini yang disulap menjadi lahan cabai.
Foto Bisnis
Petani di Bantaran Kali Ciliwung Panen Cabai

Kini para petani dadakan itu pun menuai hasilnya yakni panen cabai di bantaranΒ Kali Ciliwung. Semua itu juga dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar.
Seorang petani nampak tengah memeriksa kondisi cabai yang ditanamnya di bantara Kali Ciliwung, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Sejumlah warga di sekitar bantaran Kali Ciliwung, Jakarta, memanfaatkan lahan bekas urukan kali yang disulap menjadi lahan untuk bertani cabai. Salah satu warga yang memanfaatkan lahan di sekitar Kali Ciliwung itu adalah Pak Andiya.
Bersama dengan kawan-kawan lainnya, Pak Andiya sudah 1 bulan menanam cabai di lahan sekitar Kali Ciliwung.
Tak hanya cabai merah, Pak Andiya menanam jenis cabai lainya seperti cabai hijau, cabai keriting, dan cabai lombok besar.
Di lahan seluas 2500 meter persegi itu Pak Andiya mampu menghasilkan lebih dari 2000 kilogram cabai dalam kurun waktu tiga bulan.
Harganya pun tak mahal, kelompok tani di sekitar Kali Ciliwung itu menjual hasil panen cabainya dengan harga Rp 12.000-Rp 20.000 per kilogramnya.
Keuntungan dari bertani cabai itu menjadi salah satu cara untuk membantu perekonomian warga di sekitar Kali Ciliwung. Meskipun begitu, bercocok tanam cabai di bantaran Kali Ciliwung bukan berarti tanpa kendala. Salah satu kendala yang dihadapi para petani itu adalah musim kemarau dan cuaca ekstrim yang seringkali terjadi. Kondisi itu membuat cabai-cabai yang ditanam menjadi rontok. Namun, dengan perawatan yang lebih intensif, diharapkan cabai-cabai itu dapat tetap panen dengan kualitas yang baik meski dalam kondisi musim kemarau.