Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dimulai 2016 lalu ditargetkan kelar 2021. Bagaimana penampakan progres terkini proyek yang pernah disebut bohongan ini?
Foto Bisnis
Penampakan Terkini Kereta Cepat yang Disindir Roy Suryo 'Kecebong'

Progres terkini proyek kereta cepat telah mencapai 21%. Foto: Dok. KCIC
Dari total 298 titik yang sudah diserahterimakan atau Site Hand Over (SHO), 115 titik di antaranya sudah mulai tahap konstruksi.Β Foto: Dok. KCIC
Ini adalah penampakan salah satu pabrik pre cast yang ada di pinggir jalan tol Jakarta-Cikampek, lokasi jalur yang dilewati kereta cepat Jakarta-Bandung. Foto: Dok. KCIC
Sudah ada 32 titik konstruksi yang dikerjakan secara massif, 42 titik dalam proses awal konstruksi, dan 41 titik sedang dalam pekerjaan persiapan, seperti pematangan lahan dan pemagaran. Foto: Dok. KCIC
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung melewati sejumlah terowongan yang menembus bukit.Β Foto: Dok. KCIC
Salah satu lokasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di pinggir tol Jakarta-Cikampek. Foto: Dok. KCIC
Dari 32 titik yang secara masif sedang dikerjakan, salah satunya adalah Tunnel Walini.Β Foto: Dok. KCIC
Penampakan pengerjaan salah satu titik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dari drone. Foto: Dok. KCIC
Tunnel Walini yang baru saja tembus beberapa waktu lalu. Foto: Dok. KCIC
Pengerjaan tunnel walini hinga tembus memakan waktu 15 bulan dengan panjang 608 meter. Foto: Dok. KCIC
Proyek ini sempat disebut kecebong alias kereta cepat bohongan oleh politikus Roy Suryo. Foto: Dok. KCIC
Alasannya lantaran sejak groundbreaking 2016, progres proyek ini tak terlalu signifikan. Foto: Dok. KCIC
Penampakan para pekerja terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung. Foto: Dok. KCIC
Saat ini 183 titik lainnya oleh pihak kontraktor yang tergabung dalam High Speed Railway Construction Consortium (HSRCC) sedang melakukan sejumlah proses kegiatan.Β Foto: Dok. KCIC
Jika tak ada halangan, proyek ini akan beroperasi pada 2021 mendatang. Kereta cepat Jakarta-Bandung akan jadi kereta cepat pertama yang beroperasi di Asia Tenggara. Foto: Dok. KCIC