Jakarta - Indonesia Fintech Forum 2019 kembali digelar. Hadirnya fintech menjadi terobosan baru bagi masyarakat dalam bertransaksi menggunakan jasa keuangan.
Foto Bisnis
Intip Pembukaan Indonesia Fintech Forum 2019

Ketua Panitia IFF 2019, Dodit Wiweko Probojakti, Dirut Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, Sekretaris Umum KAFEGAMA, Friderica Widyasari Dewi, Ketua Umum KAFEGAMA, Perry Warjiyo, Menko Perekonomian RI, Darmin Nasution, Dekan FEB UGM, Eko Suwardi, Bendahara Umum KAFEGAMA, Bob T. Ananta berfoto bersamasl saat Opening Ceremony Indonesia Fintech Forum 2019 yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (KAFEGAMA).
Acara tersebut digelar di Auditorium Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019).
Hadirnya financial technology (fintech) menjadi terobosan baru bagi masyarakat dalam bertransaksi menggunakan jasa keuangan.
Di satu sisi, kehadiran fintech juga menjadi ancaman melihat masih rendahnya literasi keuangan maupun digital orang Indonesia secara umum.
Salah satu ancaman yang terasa saat ini lewat maraknya fintech pinjaman online atau peer to peer lending yang tak teregistrasi alias ilegal.
Pinjaman online ilegal menjadi ancaman bagi masyarakat yang minim literasi keuangan dan digital karena bisa terjebak dalam pusaran utang.
Di lain hal, fintech juga telah membantu banyak masyarakat Indonesia saat ini yang belum tersentuh oleh perbankan.Β
Dari data OJK, 127 fintech P2P lending yang teregistrasi di OJK saat ini, tercatat jumlah kredit yang sudah disalurkan mencapai Rp 49 triliun. Jumlah borrower saat ini juga mencapai 5 juta orang dan 500 ribu investor atau lender.