Nunukan - Selain garam gunung, wilayah Krayan di Kalimantan Utara juga tersohor dengan beras organiknya. Beras itu bahkan disukai oleh Sultan Brunei Darussalam.
Foto Bisnis
Ini Dia Beras Organik Khas Krayan Favorit Sultan Brunei

Wilayah Krayan di Kalimantan Utara tak hanya terkenal sebagai wilayah yang menghasilkan garam gunung, tetapi juga tersohor dengan produk beras organik yang dikenal dengan nama Beras Adan.
Proses pengolahan beras ini tanpa menggunakan bahan kimia dan sangat telaten, sehingga tak heran kualitas beras organiknya pun baik hingga menjadi kesukaan Sultan Brunei Darussalam.
Tersohornya beras organik khas Krayan ini membuat produk pangan tersebut dijual sampai ke negara tetangga.
Menurut Alex Balang, Ketua Komisi Ekowisata Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo (FORMADAT), yang membuat beras organik ini spesial adalah rasa dan proses menanam sampai panennya yang benar-benar tanpa bahan kimia. Prosesnya pun tidak boleh asal-asal dan harus benar-benar diperhatikan.
Alex mengatakan proses penanaman hingga pengolahan beras organik ini telah diatur dengan telaten, mulai dari cara menanam, jarak tanam, lama disemaikan, hingga cara memberantas hama semuanya memiliki caranya sendiri dan menggunakan bahan alami tanpa bahan kimia.
Tak hanya dari cara menanamnya saja, proses panen dan penggilingan beras ini pun ada tata caranya. Salah langkah, panen bisa berantakan. Setelah dijemur, padi tak langsung diantar ke penggilingan. Padi harus didiamkan sehari dan baru diantar ke penggilingan.
Cara menggilingnya pun tidak boleh asal-asalan. Ada aturan supaya beras nantinya tidak patah ataupun rusak.
Selain itu, hal menarik lainnya adalah musim panen padi di Krayan hanya bisa satu kali dalam setahun, dan proses menanam hingga panen memakan waktu hingga 6 bulan.
Kehadiran listrik di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia itu tentunya membantu warga dalam proses pengolahan beras organik tersebut.
Penasaran dengan harga beras organik ini? Dulunya sebelum ada program pelatihan, harga beras organik ditawar murah yaitu per kaleng Rp 200 ribu (15 Kg). Namun bagi yang telah ikut pelatihan kelompok, harga beras 1 kaleng Rp 404 ribu.