Jakarta - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kecewa karena normalisasi Kali Ciliwung jalan ditempat. Proyek yang digagas untuk kendalikan banjir Jakarta kini mandek.
Picture Story
Ironi Proyek Pengendali Banjir Kali Ciliwung yang Mandek

Normalisasi Sungai Ciliwung tengah menjadi sorotan masyarakat. Proyek normalisasi ini dikeluhkan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono karena mandek sejak tahun 2018 lalu. Agung Pambudhy/Dok. Detikcom.
Proyek normalisasi bantaran Sungai Ciliwung ini dilakukan guna mencegah banjir di DKI Jakarta. Rachman Haryanto/Dok. Detikcom.
Setidaknya, dari 33,5 kilometer (km) bantaran yang harus dinormalisasi, hingga kini baru 16 km yang baru selesai. Proyek itu mandek akibat terkendala pembabasan lahan. Pradita Utama/Dok. Detikcom.
Selain normalisasi Sungai Ciliwung, dua pembangunan waduk Ciawi dan Sukamahi juga dilakukan sebagai bagian dari proyek penangkal banjir Jakarta. Grandyos Zafna/Dok. Detikcom.
Mandeknya proyek normalisasi Sungai Ciliwung ini disebut menjadi salah satu biang kerok banjir terparah di awal 2020. Ini menjadi banjir terparah dari tahun sebelumnya yakni 2012 dan 2007 silam. Agung Pambudhy/Dok. Detikcom.
Seperti diketahui, intensitas hujan yang cukup tinggi yang mengguyur wilayah Jabodetabek selama beberapa hari belakangan membuat sejumlah wilayah di Jabodetabek terendam banjir. Ari/detikcom
Banjir bahkan membuat ruas Tol Dalam Kota KM 14 Grogol terendam air dan terputus pada Rabu (1/1/2020) lalu. Ari Saputra/Dok. Detikcom.
Sejumlah wilayah pun terendam banjir dengan ketinggian air yang beragam. Banjir yang merendam wilayah Jabodetabek itu membuat Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kecewa. Menurutnya banjir besar yang terjadi di Jakarta sejak malam tahun baru 2020 dikarenakan masih banyak bantaran Sungai Ciliwung belum dinormalisasi. Grandyos Zafna/Dok. Detikcom.
Hingga hari ini, Kamis (2/1/2020) masih ada sejumlah kawasan yang terendam banjir dan membuat warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Grandyos Zafna/Dok. Detikcom.
Warga yang menjadi korban banjir pun terpaksa mengungsi ke sejumlah posko pengungsian karena rumah mereka tak memungkinkan untuk dihuni akibat terendam banjir. Agung Pambudhy/Dok. Detikcom.