Jakarta - Rencana pemerintah untuk melakukan impor gula mendapat protes dari petani. Impor gula dilakukan guna menjaga harga dan pasokan jelang Ramadhan 2020.
Foto Bisnis
Dilema Gula Impor di Indonesia
Seorang pekerja tengah melakukan bongkar muat gula impor dari Filipina di kawasan Terminal 2 IPC, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Pemerintah berencana untuk melakukan impor gula konsumsi. Impor itu dilakukan guna menjaga pasokan dan harga bahan pangan menjelang Ramadhan 2020.
Namun rencana itu mendapat protes dari petani. Pemerintah dianggap terlalu mudah mengambil kebijakan impor, sementara di sisi lain nasib petani tebu terus tertekan, salah satunya akibat kebijakan impor tersebut.
Rencana impor itu pun muncul usai harga gula mengalami kenaikan. Dilansir dari CNBC Indonesia, Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga gula tertinggi pada Senin (17/2) tercatat berada di Papua sampai mencapai Rp 16.600/kg, dengan rata-rata Rp 15.000/kg.
Sementara di Jawa yang dikenal sebagai pusat produksi gula, harga bahan pangan pokok itu juga mengalami kenaikan. Harga gula di Jawa Timur pada Senin (17/2) kemarin hampir menembus Rp Rp 14.000/kg, tepatnya Rp 13.900/kg.
Protes terkait rencana impor gula itu pun muncul karena adanya kekhawatiran Indonesia akan ketergantungan dengan negara lain.
Meski begitu, rencana impor gula konsumsi itu mendapat protes dan kritik dari petani. Impor dikhawatirkan dapat membuat Indonesia ketergantungan dengan negara lain.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen sangat mewanti-wanti, bahwa kebijakan impor pelan-pelan akan menekan petani tebu.
Hal itu terjadi karena gula impor bisa menekan harga di dalam negeri, apalagi gula impor yang masuk dari India, yang kena fasilitas keringanan impor sebagai bentuk kerjasama perdagangan dengan sawit.
Selain tengah mengalami kenaikan harga, peluang impor gula dijelaskan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula kristal putih (GKP) di Indonesia yang jumlah konsumsinya mencapai 2,8 juta ton. Jumlah itu cukup besar karena Indonesia hanya mampu memproduksi 2,2 hingga 2,3 juta ton gula kristal putih.
Kekurangan kebutuhan gula kristal putih di Indonesia yang mencapai 500 hingga 600 ribu ton itu membuat Indonesia membuka peluang impor gula. Salah satu negara yang dijajaki untuk kerjasama impor gula itu adalah India.