Kudus - Warga Desa Dukuhwaringin, Kudus menggelar panen madu dari lebah. Panen madu dari lebah jenis Apis Mellifera ini dilaksanakan dengan ritual wiwitan.
Foto Bisnis
Menengok Tradisi Panen Madu di Kudus

Tradisi panen madu lebah dimulai dengan doa terlebih dahulu, Sabtu (4/7/2020). Sejumlah warga mengelilingi sebuah nasi dengan lauk lengkap seperti daging ingkung, tempe, dan tahu.
Sebelum memulai panen, tokoh masyarakat setempat mendoakan terlebih dahulu. Setelah didoakan kemudian nasi dengan lauk ingkung itu disantap secara bersama-sama. Baru kemudian dilakukan panen madu lebah.
Pada saat panen, warga setempat mengenakan pakaian pelindung di wajah mereka. Dengan dilengkapi pelindung diri sejumlah warga itu memulai dengan memisahkan sangkar dari lebah satu persatu. Setelah dipisahkan sarang lebah itu dimasukan di alat untuk memeras sarang lebah itu menjadi madu.
Noor Khasan (47) pemilik budidaya lebah mengatakan, jenis lebah yang ia budidaya adalah jenis Apis Mellifera. Lebah itu termasuk jenis madu rumput liar. Karena lokasi beternak selalu bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
Noor mengatakan, saat panen atau wiwitan ini ada tahapannya. Pertama ada doa terlebih dahulu. Ini dengan maksud sebagai wujud syukur atas panen yang diberikan. Kemudian baru selanjutnya prosesi panen madu lebah.
Setiap panen dalam satu kotak itu menghasilkan madu lebah sebanyak 3-5 kg. Sedangkan jumlah kotak lebah yang ia miliki ada sebanyak 100 kotak. Jika panen secara keseluruhan bisa mencapai 3 kwintal.
Setiap botol dengan ukuran 500 mili liter dijual dengan harga Rp 85 ribu.Β Barang madu hasil panennya dijual sudah diberbagai daerah, seperti Batam, Jakarta, hingga Surabaya.