Yogyakarta - Pandemi COVID-19 tak menghalangi perajin wayang kulit asal Yogyakarta, Ristianto untuk berkreasi. Dia tetap tetap membuat kerajinan wayang kulit.
Foto Bisnis
Geliat Perajin Wayang Kulit di Masa Pandemi

Ristianto sedang menyelesaikan pembuatan wayang di pusat perajin wayang kulit Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Jumat (4/9/2020).Â
Perajin wayang kulit asal Desa Wukirsari itu sedang menyelesaikan proses pengecetan.
Pewarnaan badan wayang dilakukan setelah proses pengukiran.Â
Butuh ketelitian dalam melakukan pewarnaan agar hasil yang didapat menjadi maksimal.
Wayang Kulit Hanoman yang sudah jadi dikemas ke dalam plastik dan siap untuk dijual.
Setiap wayang memiliki corak dan warna yang berbeda. Jadi perajin butuh ketelitian dalam proses pewarnaan wayang.
Setelah proses pewarnaan rampung, perajin akan memasang gapit atau pegangan pada wayang.
Proses pembuatan satu buah wayang kulit memakan waktu hingga 2-3 minggu.Â
Wayang kulit dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp 100 ribu hingga jutaan rupiah.Â
Selama masa pandemi COVID-19, Ristianto kebanyakan mengandalkan pembeli lokal karena menurunnya angka kunjungan wisatawan asing.Â