Klaten - Musim panen tembakau tahun ini bisa saja tak berpihak pada petani tembakau. Pasalnya, harga anjlok membayangi ditengah resisi, petani pun siap merugi.
Foto Bisnis
Jatuh Bangun Petani Tembakau, Terancam Harga Anjok-Merugi

Petani menjemur tembakau varietas Jantur secara vertikal di bangunan rumah yang disebut gantangan di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (29/9/2020). Tembakau varietas Jantur ini merupakan tembakau andalan produksi wilayah Klaten-Boyolali.
Bahkan tembakau jenis ini sudah terkenal dan disukai oleh para penikmatnya hingga ke mancanegara.
Proses penjemuran itu membutuhkan waktu hingga 21 hari untuk menjemur tembakau agar menjadi kering dan berkualitas unggulan. Proses penjemuran tembakau ini sengaja dilakukan secara vertikal agar lebih menghemat tempat.
Tembakau varietas Jantur ini biasanya dibeli oleh sejumlah pabrik rokok yang berada di Kota Kudus Jawa Tengah dan Kediri Jawa Timur.
Meski mereka mengaku selama masa pandemi tak terpengaruh akan penjualan, panen tembakau jenis Jantur ini pun tetap dibayangi akan harga anjlok di tengah resesi.
Kerugian dan harga anjlok itu biasanya karena kurangnya penebas yang datang untuk menawar. Padahal, tembakau sudah mulai memasuki masa panen.
Mereka mengaku, padahal ditahun lalu, menjelang masa panen, para penebas sudah berdatangan langsung ke ladang untuk mengecek tanaman tembakau. Sekaligus menemui petani untuk menawar harganya. Sebagian petani yang memilih panen sendiri pun sudah mulai merajang tembakau hasil panen untuk dijemur.
Para petani ini pun nekat memanen sendiri. Tembakau lalu dirajang dan dikeringkan setelah itu dikeringkan dan di simpan dalam keranjang yang sudah dilapisi pelepah batang pisang kering agar menjadi awet. Dalam kondisi tersebut, tembakau kering bisa bertahan hingga bertahun bertahun-tahun. Jika harga bagus, baru mereka menjualnya.