Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu

Foto Bisnis

Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu

Pradito Rida Pertana - detikFinance
Sabtu, 17 Okt 2020 11:36 WIB

Bantul - Pandemi COVID-19 membuat jam kerja Nugroho Sigit Riyadi (37) dipotong. Warga Bantul ini kemudian memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat push bike kayu.

Pandemi COVID-19 membuat jam kerja Nugroho Sigit Riyadi (37) dipotong. Warga Bantul ini kemudian memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat push bike kayu.
Pandemi COVID-19 membuat banyak pekerja mengalami PHK hingga pengurangan jam kerja, seperti halnya yang dialami oleh Nugroho Sigit Riyadi (37). Dari banyaknya waktu luang itu, Sigit mencoba membuat push bike bahan kayu untuk anaknya dan berujung menjadi bisnis sampai sekarang.
Pandemi COVID-19 membuat jam kerja Nugroho Sigit Riyadi (37) dipotong. Warga Bantul ini kemudian memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat push bike kayu.
Warga RT. 7 Dusun Mangisan, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul ini menjelaskan, pembuatan sepeda dorong atau push bike ini berawal dari permintaan anaknya. Karena memiliki banyak waktu luang akibat pengurangan jam kerja akhirnya Sigit mencoba membuatnya.
Pandemi COVID-19 membuat jam kerja Nugroho Sigit Riyadi (37) dipotong. Warga Bantul ini kemudian memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat push bike kayu.
Ternyata, push bike yang semula untuk anaknya ini menarik perhatian tetangga dan teman dekatnya. Melihat animo tersebut, Sigit memberanikan diri untuk memproduksi push bike berbahan kayu tersebut.
Pandemi COVID-19 membuat jam kerja Nugroho Sigit Riyadi (37) dipotong. Warga Bantul ini kemudian memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat push bike kayu.
Kini usahanya diberi nama Pancal Bike Craft dengan pemasaran dilakukan secara online.
Pandemi COVID-19 membuat jam kerja Nugroho Sigit Riyadi (37) dipotong. Warga Bantul ini kemudian memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat push bike kayu.
Menurutnya, usaha yang sebenarnya sampingan ini menjadi berkah tersendiri untuknya. Bahkan, dia mengaku pendapatan bekerja selama lima bulan terakhir kalah dengan usaha pembuatan push bikenya.
Pandemi COVID-19 membuat jam kerja Nugroho Sigit Riyadi (37) dipotong. Warga Bantul ini kemudian memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat push bike kayu.
Menyoal proses pembuatannya Sigit mengaku mengerjakannya sendiri. Dia menjelaskan, dari multiplek ukuran 120 x 240 cm bisa dijadikan empat sepeda ukuran kecil dengan panjang 78 cm dan ketinggian 45 cm. Sedangkan untuk ukuran besar (panjang 90 cm dan tinggi 50 cm) bisa menjadi tiga. Sedangkan untuk kayu jati Belanda dengan ukuran panjang 120 cm dan lebar 10 cm seharga Rp 12.500 dibutuhkan dua kayu untuk membuat sepeda dorong baik ukuran besar maupun kecil.
Pandemi COVID-19 membuat jam kerja Nugroho Sigit Riyadi (37) dipotong. Warga Bantul ini kemudian memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat push bike kayu.
Sepeda dengan bahan multiplek ukuran besar dipatok dengan harga Rp 280 ribu dan ukuran kecil Rp 230 ribu. Kalau untuk push bike berbahan kayu jati Belanda, ukuran besar Rp 350 ribu dan kecil Rp 300 ribu.
Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu
Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu
Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu
Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu
Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu
Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu
Jam Kerja Dipotong Imbas Corona, Warga Bantul Bikin Push Bike Kayu
Hide Ads