Kuningan - Anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah dimanfaatkan seorang pemuda untuk berbisnis budi daya lebah tanpa sengat yang bisa dijual madu atau koloninya.
Foto Bisnis
Dear Milenial, Budi Daya Lebah Tanpa Sengat Bisa Jadi Pilihan Usaha

Amar Thohir (37) seorang pemuda di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat memutar otak untuk tetap bertahan ditengah pandemi.
Ia kemudian mencoba untuk melakukan budidaya lebah tetragonula leaviceps atau lebah teuweul di halaman belakang rumahnya yang terletak di Desa Bojong Kecamatan Kramatmulya.
Menggunakan puluhan kotak kayu yang disimpan dalam rak-rak besi, Amar saat ini memiliki puluhan koloni lebah trigona yang sudah menghasilkan literan madu murni.
Amar mengaku sudah lima bulan terakhir melakukan budidaya lebah tersebut.
Budidaya lebah teuweul sendiri menurut Amar tidak diperlukan keahilan khusus. Yang terpenting katanya, disekitar tempat penyimpanan kotak yang berisi lebah harus banyak ditumbuhi tanaman bunga.
Amar menjelaskan satu koloni atau satu kotak lebah memerlukan waktu 5 sampai 6 bulan untuk bisa mendapat 100 hingga 200 ml madu murni yang kemudian dapat dijual seharga Rp 120 ribu untuk 200 ml madu.
Selain dapat menghasilkan madu yang bisa dijual, lebah teuweul dipilih Amar karena jenis lebah tersebut tidak menyengat manusia atau lebih dikenal dengan sebutan lebah tanpa sengat.
Untuk satu koloni atau satu kotak lebah, Amar menjual seharga Rp 200 hingga Rp 250 ribu tergantung jumlah dan kualitas dari lebah tanpa sengat itu.