Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk

Foto Bisnis

Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk

Rengga Sancaya - detikFinance
Minggu, 13 Des 2020 11:34 WIB

Aruk - Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.

Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.
Miswati mengaku tak terdampak pandemi, bahkan jualannya semakin ramai lantaran ia berjualan di dekat Kantor Bank BRI Unit Galing yang juga mencakup Kecamatan Sajingan Besar.
Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.
"Kalau pandemi banyak orang ke bank (BRI), apalagi yang ada bantuan UMKM itu (BPUM), makin ramai lah orang-orang ke sini," ungkap Miswati.
Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.
Satu porsi bubur pedas dibandrol dengan harga Rp 10 ribu.
Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.
Bubur pedas biasa disajikan untuk hidangan kerajaan. Ini menu tradisional yang kental dengan budaya di kerajaan Melayu Deli.
Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.
Meski namanya bubur pedas, jika disantap rasanya tidak sepedas namanya.
Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.
Kata 'pedas' tersebut merupakan sebutan untuk campuran bahan sayuran atau tanaman yang digunakan membuat bubur.
Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.
Justru, bubur ini lebih mirip dengan bubur khas Manado, yang membedakan adalah bubur pedas warnanya lebih hijau.
Miswati (39) pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Setelah pulang kampung, kini ia bersama putrinya Yunisaa, berjualan bubur pedas di perbatasan Aruk, Kalbar.
Warna hijau yang mendominasi berasal dari sayur-sayuran yang cukup familiar. Tetapi, ada satu sayuran menjadi ciri khas dari bubur pedas ini, yakni daun kesum (daun laksa). Ikuti terus jelajah detikcom bersama BRI dalam di tapalbatas.detik.com.
Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk
Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk
Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk
Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk
Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk
Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk
Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk
Kisah Eks TKW yang Kini Berjualan Bubur Pedas di Perbatasan Aruk
Hide Ads