Badau - Ahmad Sahid (31) lebih memilih menjadi petani di daerahnya Dusun Sebindang, Kecamatan Badau, Kalimantan Barat. Sekali panen, Sahid bisa meraup Rp 50 juta.
Foto Bisnis
Petani Milenial Ini Hasilkan Rp 50 Juta Sekali Panen

Selepas bekerja dari perkebunan Sawit, Pria kelahiran Blora, Jawa Tengah yang merupakan lulusan SMK itu memutuskan untuk bekerja menjadi petani menggarap perkebunan sendiri.
Sejak tahun 2017 itulah ia memantapkan diri untuk beralih profesi ke bidang perkebunan. Memanfaatkan lahan milik seorang kolega di Badau, Sahid memulai budidaya cabai tanpa bagi hasil. Seluruh keuntungan menjadi milik Sahid.
Dia kini bisa dikatakan berhasil menggarap lahan diatas tanah seluas dua hektar di dusun Sebindang, Desa Sebindang, Kecamatan Badau, Kalimantan Barat.
Untuk menggarap lahan itu, Sahid dibantu beberapa orang temannya. Ia juga mendapatkan pinjaman satu unit traktor roda empat dari Kodim setempat.
Sesuai prediksinya, komoditas cabai memiliki harga yang cukup baik di daerah Badau dan sekitarnya. Hampir empat tahun berlalu menjadi petani cabai, ia nyaris tidak pernah mengalami penurunan harga beli. Cabai dari kebun garapan Sahid terjual habis ke pasar-pasar di daerah Badau hingga Putussibau. Bahkan kini ia bisa meraup untung Rp 50 juta sekali panen.
Seorang pekerja tampak menyemprotkan cairan penyemprot hama ke sawi yang baru saja ditanamnya sepekan lalu.
Kini, Sahid memiliki empat lahan garapan. Selain cabai, ia juga menanam komoditas lain, seperti sawi, terong, tomat. Namun, bisnis utamanya tetap di budidaya cabai, karena keuntungan yang dihasilkan sangat menjanjikan. Dari budidaya cabai, Sahid tidak hanya mampu membiayai hidupnya di kampung orang. Kini, ia sudah bisa membangun rumah dan membeli mobil pribadi.
Untuk mengembangkan bisnis kebunnya, Sahid memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dari Bank BRI. Sejauh ini, sudah dua kali ia mengambil KUR Mikro BRI untuk memperluas lahan dan membeli bibit.
Memanfaatkan dana dari KUR, Sahid bisa membuka satu lahan kebun cabai baru seluas satu hektare. Uang tersebut juga dialokasikan untuk membeli pupuk.
Pinjaman pertama yakni KUR Mikro BRI sebesar 25 juta. Dan kini ia pun menaikkan kredit mikronya hingga Rp 50 juta. Bagi Sahid, Fasilitas KUR BRI sangat membantu orang-orang sepertinya yang butuh modal untuk mengembangkan usaha. Namun, ia menekankan dana dari KUR itu harus digunakan dengan bijak agar tak jadi sia-sia.