Manila - Pertunjukan tarian naga telah dilarang di Pecinan Manila karena pandemi. Para penari pun berubah haluan berbisnis miniatur untuk Tahun Baru Imlek.
Picture Story
Asa Penari Naga Filipina di Tengah Pandemi

Pertunjukan tarian naga telah dilarang di Pecinan Manila karena pandemi. Padahal tradisi Tahun Baru Imlek tersebut diyakini membantu mengusir kemalangan.
Larangan pemerintah Filipina pada pertemuan publik besar-besaran dan pesta jalanan untuk melawan virus Corona menjadi pukulan besar bagi ratusan penari naga beserta kru produksi.
Tidak adanya tarian naga adalah tanda yang jelas bagi banyak penduduk Manila bahwa krisis pandemi yang menutup sebagian besar ekonomi Manila telah meluas hingga tahun ini.
Begitu pula yang terjadi pada salah satu pengelola grup tarian naga di Chinatown, Therry Sicat. Dia dan rekan-rekannya harus berjuang menjaga tradisi dan mata pencaharian mereka tetap hidup.
Setelah tarian naga dilarang oleh walikota Manila, Sicat dan keluarganya menggunakan styrofoam, cat, dan bahan pembuatan kostum naga lainnya untuk membuat miniatur hiasan kepala singa bergaya Cina.
Barang-barang yang dibuat Sicat diharapkan dapat membawa harapan dan kegembiraan saat Tahun Baru Imlek.
Sicat menjual miniatur Imlek buatannya mulai harga 1.500 Peso atau setara Rp436 ribu.
Sicat mengatakan keuntungan yang didapat dari bisnis miniatur ini hanyalah sebagian kecil dari pendapatan yang dihasilkan dari pertunjukan tarian naga.
Anggota lain dari rombongan tarian naga bahkan beralih profesi dengan mendirikan bisnis makanan online atau bekerja sebagai pengantar makanan untuk memenuhi kebutuhan.
Selama musim Tahun Baru Imlek di tahun-tahun sebelumnya, sebuah perusahaan bisnis di Chinatown akan membayar 35.000 peso ($ 720) untuk sesi tarian naga dan barongsai yang diiringi oleh para penabuh genderang dan pembuat kue untuk keberuntungan.
Kendati Filipina menjadi salah satu negara yang paling parah dilanda pandemi di Asia Tenggara, Sicat masih penuh optimis bahwa nantinya tarian naga yang membangkitkan harapan dan genderang akan terdengar lagi.