Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menghadapi ancaman pandemi COVID-19. Proyeksikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia berada di level 4,9% pada tahun 2021.
Foto Bisnis
Menakar Pertumbuhan Ekonomi RI di Tengah Pandemi

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-Operation and Development/OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 4,9% di tahun 2021.
Beginilah suasana bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali naik di tahun 2022, berdasarkan survei OECD diproyeksikan ekonomi nasional ada di level 5,4% di sepanjang tahun depan.
Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi COVID-19 akan berlangsung secara bertahap dan bergantung pada penanganan sektor kesehatan.
Pandemi COVID-19 telah berdampak pada pertumbuhan ekonomi selama dua dekade sehingga memicu resesi bagi perekonomian beberapa negara. Ketidakpastian dari pandemi ini berdampak pula bagi laju investasi dan pariwisata.
Dalam penanganannya, banyak pemerintah yang melanjutkan kebijakan-kebijakan berupa bantuan sosial (Bansos) yang mendukung rumah tangga dan dukungan terhadap perusahaan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dari OECD lebih tinggi dari yang sebelumnya diluncurkan. Dalam laporan yang sebelumnya, lembaga yang berbasis di Paris ini memproyeksikan ekonomi Indonesia di level 4,0% secara year-on-year (YoY) tahun 2021.
Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah Indonesia telah mengambil banyak kebijakan sebagai upaya penanganan pandemi COVID-19. Salah satunya bisa dilihat pelebaran defisit anggaran dari yang sebelumnya 1,7% terhadap PDB menjadi 6% di tahun 2020.
Pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 sendiri masih memiliki tantangan besar. COVID-19 masih menjadi faktor ketidakpastian alias hantu pemulihan ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2021 berada pada zona negatif. Angkanya antara minus 1% sampai minus 0,1%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi, kata Sri Mulyani diharapkan masih bisa lebih baik atau setidaknya mampu meninggalkan zona negatif. Apalagi pemerintah masih menerapkan kebijakan fiskal yang bersifat membantu pemulihan ekonomi nasional.
Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi selama satu tahun penuh di 2021, Sri Mulyani mengatakan angkanya masih sama di level 4,5% sampai 5,3%. Angka tersebut berada dalam kisaran proyeksi yang diterbitkan beberapa lembaga internasional.