Jawa Barat - Wajik Cililin jadi salah satu panganan yang paling sohor dari Jawa Barat, wajik dulu kala merupakan makanan untuk kaum menak saat zaman penjajahan Belanda.
Foto Bisnis
Menengok Sentra Wajik Asli Cililin

Wajit sendiri sebetulnya berakar pada kata wajik, salah satu jenis kue yang juga menambah kekayaan kuliner tanah air. Namun karena ada pergeseran pelafalan oleh warga Cililin akhirnya kata wajik menjadi wajit.
Medio tahun 1920-an konsumsi wajit bagi masyarakat biasa pernah dilarang oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Kala itu wajit hanya boleh dinikmati kaum menak dan pejabat tinggi. Ditambah beras ketan yang jadi bahan dasar pembuatan wajit merupakan komoditi yang amat berharga. Hanya boleh dikonsumsi Menir dan diekspor ke luar negeri.
Ternyata dua sosok wanita berkaitan erat dengan panganan tersebut. Mereka adalah Juwita dan Uti. Tahun 1916 silam, Juwita berniat membuat kue wajik namun dengan resep dan kemasan berbeda dari yang sudah ada.Β
Kesohoran wajit buatan Juwita dan Uti sampai ke telinga Menir Belanda. Sejak saat itu mulailah kalangan menak dan pejabat kolonial Belanda mencicipi wajit. Larangan konsumsi wajit bagi kaum bawah tersebut terus berlanjut hingga tahun 1926.
UMKM pembuatan wajit itu sempat mendapat piagam penghargaan dari menteri perindusterian.