Jakarta - Pandemi COVID-19 belum reda di Tanah Air. Kondisi itu membuat para petani di Jakarta berupaya sekuat tenaga agar tetap dapat bertahan hidup di masa pandemi.
Picture Story
Petani Ibu Kota Jatuh Bangun Bertahan Dihantam Pandemi Corona

Seorang petani tengah memanen sayurang kangkung di kawasan belakang Jakarta International Stadium (JIS), Sunter, Jakarta Utara. Β
Pandemi COVID-19 turut berdampak pada kehidupan para petani di Jakarta. Dampaknya terasa pada penghasilan mereka sehari-hari. Β
Bila di masa sebelum pandemi para petani bisa mendapatkan keuntungan mencapai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per bulan, di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini keuntungan yang didapat para petani berkurang yakni sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta saja.
Diketahui, harga sayur kangkung yang dipanen para petani di masa pandemi seperti saat ini hanya dibanderol Rp. 500 - Rp. 600 rupiah saja untuk 10 tangkai kangkung. Tetapi jika ingin beli satu ikat harganya dari Rp. 3.000 - Rp. 5.000
Hasil yang didapat para petani di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini sulit untuk dikatakan sebagai keuntungan pasalnya biaya modal untuk sekali menanam saja mencapai Rp 3 juta per bulan. Jumlah tersebut mencakup rincian biaya pupuk, bibit dan sebagainya.
Selain itu, para petani dapat memanen sayur kangkung sebulan sekali jika cuaca bagus, Tetapi jika cuaca tidak bagus, mau tidak mau mereka harus bersabar jika tidak panen pada bulan tersebut. Β
Kondisi para petani kian sulit di masa pandemi karena harga pupuk dan bibit justru mengalami kenaikan harga.
Agar tetap dapat menjual hasil panen mereka, para petani pun memilih tak menaikan harga.
Seperti diketahui, pandemi COVID-19 masih belum berakhir di Tanah Air. Kasus COVID-19 justru melonjak pascalebaran.
Berbagai upaya pun dilakukan guna menekan laju angka kasus COVID-19 di Indonesia, mulai dari menggencarkan vaksinasi massal, memperkuat tes, lacak dan isolasi, serta peningkatan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.