Jakarta - Bank Dunia mengumumkan Indonesia turun kelas dan kembali menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah. Begini dampaknya.
Foto Bisnis
Ini Dampak RI Turun Kelas Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Bawah

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai justru dampak dari turun kelas ini tidak terlalu signifikan ke perekonomian Indonesia. Β
Dampak instannya adalah ke biaya utang dari lembaga negara di dunia. Dengan klasifikasi yang turun kelas ini, ongkos utang Indonesia akan berkurang. Β
Namun, sejauh ini utang yang diambil pemerintah tidak banyak dari lembaga multilateral. Justru utang diambil dari penerbitan surat utang alias obligasi. Β
Maka dari itu menurut Josua kekhawatiran justru muncul dari potensi turunnya peringkat kredit Indonesia. Dengan turunnya kelas Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah dikhawatirkan peringkat kredit alias sovereign rating Indonesia turun. Β
Ongkos penerbitan surat utang akan lebih besar bila sovereign rating Indonesia turun, peminat surat utang pun akan berkurang. Meski begitu sejauh ini dia menilai tingkat kredit Indonesia di mata lembaga internasional masih terjaga. Β
Secara riil, menurutnya klasifikasi ini adalah gambaran dari pergerakan ekonomi Indonesia selama setahun ke belakang. Menurutnya, memang ekonomi melambat karena pandemi COVID-19. Kemiskinan hingga pengangguran pun melonjak, maka dari itu pendapatan masyarakat juga berkurang. Β
Dia menilai secara jangka pendek penanganan COVID-19 jadi PR pemerintah, setelah itu baru pemulihan ekonomi dilakukan. Dengan begitu ekonomi akan kembali tumbuh dan naik kelas kembali. Β
Di sisi lain, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga mengatakan dampak dari turun kelas ini paling instan ke fasilitas utang Indonesia. Menurutnya, Indonesia bisa ketagihan berutang karena turun kelas. Β
Pasalnya, dengan turun kelas Indonesia akan mendapatkan fasilitas utang dengan biaya pinjaman yang rendah. Apalagi dia menilai Indonesia belum mampu mendorong penerimaan pajak dan sumber pembiayaan di dalam negeri. Β
Dengan turun kelas, Bhima juga mengatakan ada potensi Indonesia akan ditinggal investor. Karena dengan turun kelas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah artinya risiko ekonomi yang dihadapi lebih banyak. Bisa saja profil risiko investasi Indonesia memiliki nilai yang buruk.