Sumatera Selatan - Desa Pelakat merupakan salah satu desa terpencil di Sumatera Selatan. Untuk menerangi desanya, warga memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Foto Bisnis
Desa Plakat yang Punya Tenaga listrik Mandiri Loh

Desa Pelakat merupakan salah satu desa terpencil yang ada di Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Dari pusat kabupaten, Desa Pelakat berjarak sekitar 125 km atau bisa ditempuh kurang lebih selama 4 jam.
Keterpencilan dan sulitnya akses itu juga yang membuat pembangunan di desa ini cukup lambat, termasuk dalam urusan pembangunan jaringan listrik.
Namun, desa yang berada di ketinggian 1.400 mdpl ini memiliki potensi aliran air yang bisa digunakan sebagai sumber energi dan penerangan, salah satunya menggunakan kincir air.
"(Desa ini) sangat terisolir dan memang belum memiliki penerangan (waktu awal jadi desa definitif tahun 2007). Waktu itu yang ada sebatas kincir air yang maksimal menerangi antara 7-10 rumah, itu pun kami mendirikan secara patungan. Kincir air menggunakan dinamo, tidak begitu efektif. Kalau airnya kebesaran sehingga mematikan lampu," ujar Kepala Desa Pelakat Hopaini kepada detikcom belum lama ini.
Lalu pada sekitar tahun 2008, kata Hopaini, warga mulai meninggalkan kincir air dan beralih menggunakan turbin. Turbin tersebut dapat menghasilkan listrik 5.000-25.000 watt. Pemanfaatan turbin ini masih berkendala, karena baru 75% warga yang mendapat penerangan listrik. Sisanya, warga memanfaatkan lampu teplok untuk penerangan.
Barulah pada tahun 2010, Desa Pelakat terpilih dalam program Cahaya Seribu Desa dari Yayasan Al-Azhar. Cahaya Seribu Desa merupakan program listrik untuk desa terpencil yang tidak memungkinkan dibangunnya jaringan transmisi listrik milik pemerintah dalam waktu dekat.
Yayasan Al-Azhar kemudian menggandeng PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), anggota holding industri pertambangan Indonesia atau Mining Industry Indonesia (MIND ID), untuk mendanai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Pelakat pada tahun 2012.
Belum lama ini, jaringan listrik milik PLN sudah mulai masuk ke Desa Pelakat dan bahkan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru pada bulan Juli 2021 lalu. Saat ini, PLTMH berkapasitas 35 KW tersebut dimanfaatkan untuk melistriki sekitar 125 rumah warga yang ada di Desa Pelakat. Bahkan listrik itu masih surplus dan digunakan untuk sarana umum seperti sekolah SD dan SMP, rumah ibadah, dan kantor desa. Adapun warga yang memanfaatkan listrik dari PLTMH ini diwajibkan untuk menyetor iuran Rp 15 ribu per bulannya.
Pembangunan PLTMH ini juga dilakukan secara gotong royong oleh warga setempat. Aliran air yang mengalir dari perbukitan di Desa Pelakat dibengkokkan dengan pipa kurang lebih sepanjang 300 meter. Sebab pada prinsipnya PLTMH memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun.
detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.