Jakarta - Sejumlah rumah di komplek elit yang ada di kawasan Jakarta Utara, dijual pemiliknya. Menurut keterangan RW setempat, rumah itu banyak dijual di masa pandemi.
Foto Bisnis
Deretan Rumah di Komplek Elit Ini Dijual Saat Pandemi, Tertarik Beli?

Petugas RW dan petugas keamanan memperlihatkan rumah yang dijual di kawasan komplek perumahan RW 11 dan RW 19, Sunter Agung, Jakarta Utara, Rabu (20/10/2021).
Menurut keterangan RW setempat sejak memasuki pandemi COVID-19 banyak rumah dijual.
Hal tersebut dikarenakan ekonomi yang tidak stabil imbas pandemi COVID-19.
Diketahui, rumah-rumah tersebut dijual dengan harga yang bervariasi. Menurut keterangan warga untuk nilai NJOP dikawasan itu adalah sekitar 18- 20 juta per meter. Bahkan harga yang ditawarkan rumah di kawasan itu nilainya hingga Rp 5 milliar - Rp 8 Milliar.
Ada sekitar 10 rumah yang dijual di kawasan itu.
Sementara itu, menurut Colliers International Indonesia memproyeksikan fenomena penjualan rumah mewah akan terus terjadi sampai beberapa tahun ke depan, sepanjang belum selesainya pandemi COVID-19.
Head of Residential Services Colliers Indonesia Lenny van Es-Sinaga mengatakan bahwa fenomena penjualan rumah mewah sudah terjadi sejak tahun lalu, dan diperkirakan akan terus berlanjut sebagai efek dari pandemik. Menurutnya, fenomena penjualan rumah mewah diprediksi akan terjadi paling tidak sampai 2 tahun ke depan.
Dia menjelaskan, jumlah rumah dan apartemen yang dijual selama pandemi memang mengalami peningkatan hingga 2β3 kali lipat. Ia pun memproyeksikan kondisi tersebut akan berangsur normal pada 2023.
Saat ini, kata dia, banyak pemilik rumah di kawasan elite yang menitipkan propertinya untuk dijual oleh Colliers. Akan tetapi, permintaan terhadap rumah mewah juga tidak sedikit, sehingga bisa cepat terjual. Hal itu pun membuat pihaknya sulit memprediksi penurunan harga rumah mewah di pasar secondary.
Dia juga mengatakan bahwa pemulihan ekonomi bisa memunculkan persoalan tersendiri bagi pasar rumah secondary, karena harganya sulit untuk pulih setelah turun cukup dalam. Menurut Aleviery Akbar, pengamat properti mengatakan faktor lainnya adalah penjualan rumah di kawasan elite di ibu kota terjadi karena adanya kenaikan pajak bumi dan bangunan (PBB). Hal tersebut membuat para pensiunan konglomerat mulai menjual rumahnya.