Kripik Lompong, dari Tanaman Liar Menjadi Rupiah

Foto Bisnis

Kripik Lompong, dari Tanaman Liar Menjadi Rupiah

Aloysius Jarot Nugroho/Antara Foto - detikFinance
Rabu, 29 Des 2021 18:15 WIB

Klaten - Kelompok wanita tani di Klaten memanfaatkan tanaman lompong yang tumbuh liar untuk diolah menjadi keripik. Tanaman liar itu kini memiliki nilai ekonomi.

Seorang ibu memotong batang daun tanaman lompong di Sawit, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/12/2021). Kelompok wanita tani setempat memanfaatkan tanaman lompong yang tumbuh liar untuk diolah menjadi keripik dan memiliki nilai ekonomi yang kemudian pasarkan dengan harga Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per bungkus, ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/tom.

Seorang ibu memotong batang daun tanaman lompong di Sawit, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/12).

Seorang ibu memotong batang daun tanaman lompong di Sawit, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/12/2021). Kelompok wanita tani setempat memanfaatkan tanaman lompong yang tumbuh liar untuk diolah menjadi keripik dan memiliki nilai ekonomi yang kemudian pasarkan dengan harga Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per bungkus, ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/tom.

Kelompok wanita tani setempat memanfaatkan tanaman lompong yang tumbuh liar untuk diolah menjadi keripik dan memiliki nilai ekonomi.

Seorang ibu memotong batang daun tanaman lompong di Sawit, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/12/2021). Kelompok wanita tani setempat memanfaatkan tanaman lompong yang tumbuh liar untuk diolah menjadi keripik dan memiliki nilai ekonomi yang kemudian pasarkan dengan harga Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per bungkus, ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/tom.

Kripik lompong kemudian dipasarkan dengan harga Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per bungkus. 

Kripik Lompong, dari Tanaman Liar Menjadi Rupiah
Kripik Lompong, dari Tanaman Liar Menjadi Rupiah
Kripik Lompong, dari Tanaman Liar Menjadi Rupiah
Hide Ads