Jakarta - Harga LPG nonsubsidi resmi naik. Kenaikan itu mendorong terjadinya peralihan pola konsumsi masyarakat menjadi lebih memilih gas LPG 3 kilogram.
Foto Bisnis
Harga LPG Nonsubsidi Naik, Gas Melon Makin Laris

Pekerja memindahkan tabung gas LPG 3 kilogram subsidi di salah satu agen gas di kawasan Karet Tengsin, Jakarta, Kamis (30/12/2021).
Kenaikan harga LPG nonsubsidi mendorong terjadinya peralihan pola konsumsi masyarakat menjadi lebih memilih gas LPG 3 kilogram bersubsidi atau gas melon.
Masyarakat lebih memilih gas melon karena harganya yang lebih murah.
Kenaikan harga LPG nonsubsidi tidak berdampak terhadap konsumsi LPG secara keseluruhan, mengingat pemakai produk tersebut adalah masyarakat kelas menengah ke atas. Namun, kondisi itu akan membuat terjadinya peralihan pola konsumsi masyarakat dari yang sebelumnya menggunakan nonsubsidi menjadi ke LPG yang disubsidi pemerintah.
Saat ini LPG subsidi 3 kg atau 'gas melon' harganya Rp 21 ribu atau Rp 7 ribu per kg yang konsumsi nasionalnya mencapai 92,5%.
Harga LPG subsidi ini tidak mengalami penyesuaian harga, tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
PT Pertamina (Persero) mengimbau kepada masyarakat mampu agar tidak beralih ke elpiji subsidi 3kg atau 'gas melon'. Meskipun, harga LPG nonsubsidi mengalami kenaikan.
PT Pertamina (Persero) akan melakukan berbagai upaya untuk mencegah masyarakat mampu beralih ke LPG subsidi. Salah satunya memastikan stok LPG nonsubsidi selalu terpenuhi.
PT Pertamina (Persero) telah mengumumkan harga LPG nonsubsidi naik. Kebijakan ini ditakutkan akan membuat orang mampu semakin banyak yang beralih ke 'gas melon' alias tabung elpiji 3kg yang berwarna hijau.
Seperti diketahui, pada Sabtu (25/12/2021), PT Pertamina (Persero) telah secara resmi menyesuaikan harga jual LPG nonsubsidi yang didorong oleh kenaikan Contract Price Aramco (CPA) LPG di sepanjang 2021 hingga mencapai US$847 per metrik ton pada November 2021.