Hong Kong - Pandemi COVID-19 telah mematikan banyak aktivitas di Hong Kong. Jalan-jalan perbelanjaan yang sibuk dan distrik perkantoran tampak kosong dari sebelumnya.
Foto Bisnis
Dihantam COVID-19, Pusat Perbelanjaan Hong Kong Sepi Banget

Jalan utama yang biasanya dipenuhi pembeli terlihat sepi di Causeway Bay, distrik perbelanjaan terkenal di Hong Kong, Kamis, (10/3/2022).Β Lampu neon Hong Kong masih menyala, tetapi COVID-19 telah mematikan banyak aktivitas di kota yang penuh energi.
Seorang pria berjalan dengan membawa makanan di jembatan penyeberanganΒ di Causeway Bay, sebuah distrik perbelanjaan terkenal di Hong Kong yang kini tampak sepi.
Jalan-jalan perbelanjaan yang sibuk dan distrik perkantoran jauh lebih kosong dari sebelumnya.Β Pembatasan pandemi telah menyedot banyak energi dari kota kosmopolitan yang terkenal dengan lampu neon dan keramaiannya.
Setelah bertahan dari virus selama hampir dua tahun, pihak berwenang Hong Kong tidak dapat mengendalikan wabah yang didorong oleh varian omicron yang sangat menular.
China telah merespon dengan mengirimkan para ahli, staf medis, dan kru konstruksi. Selebihnya, muncul kekhawatiran penerapan gaya China daratan yang keras dengan lockdown seluruh kota.
Hong Kong mampu membasmi empat wabah sebelumnya dengan pembatasan ketat "nol COVID" yang menutup sementara bisnis, membatasi pertemuan publik dan memberlakukan pembatasan masuk seperti masa karantina yang lama untuk kedatangan dan larangan penerbangan dari negara-negara yang dianggap berisiko tinggi.Β Itu telah berubah dengan gelombang kelima. Sejak dimulai pada akhir Desember, lebih dari 760.000 infeksi telah dilaporkan, dengan lebih dari 4.300 kematian.
Pandemi telah membuat banyak bisnis bertekuk lutut. Beberapa restoran, sekali lagi dibatasi dan pengiriman setelah jam 6 sore, telah ditutup untuk selamanya.
Banyak toko di mal tutup sementara β beberapa karena tidak ada bisnis, yang lain karena kekurangan staf karena pekerja dinyatakan positif.
Operasional kereta bawah tanah dan bus turun drastis karena ratusan karyawan tertular virus corona.