Sri Lanka - Warga di Sri Lanka antre berjam-jam demi mendapatkan minyak tanah. Krisis ekonomi yang semakin mencekik memaksa banyak orang beralih ke minyak tanah.
Foto Bisnis
Krisis Mencekik, Warga di Sri Lanka Antre Berjam-jam Demi Minyak Tanah

Warga mengantre untuk membeli minyak tanah di SPBU Ceylon Petroleum Corporation, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, Kamis, (7/4/2022).
Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam sejarah dengan krisis mata uang asing akut yang menyebabkan kekurangan bahan pokok, seperti obat-obatan, makanan, bahan bakar, gas memasak, dan pemadaman listrik yang berlangsung berjam-jam.
Harga bensin dan solar naik hampir dua kali lipat dalam sebulan. Harga gas yang biasa digunakan warga di perkotaan untuk memasak naik tiga kali lipat tahun ini. Hal itu memaksa banyak kelompok masyarakat beralih ke minyak tanah.
Minyak tanah menjadi incaran banyak warga Sri Lanka, terutama warga miskin kota, pekerja perkebunan, dan nelayan di Sri Lanka.Β
Selain untuk memasak, mereka juga menggunakan minyak tanah untuk penerangan dan dalam kasus nelayan, untuk menggerakkan perahu mereka.
Orang-orang pergi setelah diberitahu oleh pengelola SPBU Ceylon Petroleum Corporation bahwa mereka kehabisan minyak tanah, padahal warga sudah antre berjam-jam lamanya.