Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota

Foto Bisnis

Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota

Pradita Utama - detikFinance
Kamis, 14 Jul 2022 16:00 WIB

Jakarta - Berjualan dengan cara berkeliling masih banyak dijumpai di Ibu Kota. Dari pedagang donat, kerak telor hingga kasur dan es cendol. Berikut potret singkat mereka.

Jakarta masih menjadi tujuan bagi orang-orang dari luar kota untuk mencari nafkah. Para perantau ini tak kenal lelah mengumpulkan pundi-pundi rupiah di ibu kota

Rama (8) yang masih duduk di bangku kelas 3 SD berjualan donat keliling. Donat itu dia jual sehargaΒ Rp 2.000 per buah.

Jakarta masih menjadi tujuan bagi orang-orang dari luar kota untuk mencari nafkah. Para perantau ini tak kenal lelah mengumpulkan pundi-pundi rupiah di ibu kota

Yanto, pengumpul barang bekas. Dia bukan pedagang namun hasil pekerjaannya ia setorkan ke pedagang atau pengumpul barang bekas. Yanto memikul satu karung barang rongsokan saban hari. Bagi Yanto, memiliki pekerjaan ini tidak membuat malu. Ia menyatakan bersyukur masih diberikan kesehatan untuk menjemput rezeki.

Jakarta masih menjadi tujuan bagi orang-orang dari luar kota untuk mencari nafkah. Para perantau ini tak kenal lelah mengumpulkan pundi-pundi rupiah di ibu kota

Kardiman (60) asal Subang berjualan kasur kapuk sejak 1990 di Jakarta.Β  Ia mengaku kasurnya terjual satu buah per bulan.Β Kardiman mengakui bahwa kasur kapuk ini tidak lagi diminati oleh masyarakat. Di sisi lain, dia harus membayar kontrakan, membeli makan dan kebutuhan sehari-hari lainnya.Β 

Jakarta masih menjadi tujuan bagi orang-orang dari luar kota untuk mencari nafkah. Para perantau ini tak kenal lelah mengumpulkan pundi-pundi rupiah di ibu kota

Para penjual kerak telor asal Subang berpose saat beristirahat sambil menunggu pembeli. Pedagang ini mulai ramai lagi terutama saat momen ulang tahun Jakarta. Pada masa pandemi COvid-19, penjual kerak telor tidak berjualanΒ selama 2 tahun. Para pedagang ini sewa tempat di trotoar dengan biaya Rp 15.000 per hari.

Jakarta masih menjadi tujuan bagi orang-orang dari luar kota untuk mencari nafkah. Para perantau ini tak kenal lelah mengumpulkan pundi-pundi rupiah di ibu kota

Sri Warsiah seorang pedagang kopi keliling yang dulunya bekerja sebagai penjahit konveksi. Warsiah bekerja dengan berjualan kopi keliling setiap harinya.

Jakarta masih menjadi tujuan bagi orang-orang dari luar kota untuk mencari nafkah. Para perantau ini tak kenal lelah mengumpulkan pundi-pundi rupiah di ibu kota

Bapak Dadang, seorang penjual Uli Bakar asal Bekasi ini telah berjualan ini selama 10 tahun. Bagi dia, berjualan di Jakarta lebih banyak yang membeli dibandingkan di kampung. Dalam sehari dia bisa menjual 70 potong Uli Bakar yang dijual Rp10.000 per 3 potong.

Jakarta masih menjadi tujuan bagi orang-orang dari luar kota untuk mencari nafkah. Para perantau ini tak kenal lelah mengumpulkan pundi-pundi rupiah di ibu kota

Nurhadis pria asal Jepara ini berjualan es cendol di Jakarta sejak enam tahun yang lalu. Nurhadis berjalan selama 2 jam dari Cempaka Baru menuju Jiexpo Kemayoran setiap hari.

Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota
Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota
Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota
Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota
Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota
Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota
Potret Para Pedagang Keliling yang Masih Bertahan di Ibu Kota
Hide Ads