Inggris - Mata uang Inggris pound sterling merosot ke level terendah terhadap dolar AS. Hal ini didorong krisis Inggris yang tengah terjadi.
Foto Bisnis
Inggris Krisis, Pound Sterling Terjun Bebas ke Rp 16.300

Suasana bagian luar Bank of England (kiri) dan Royal Exchange (kanan) setelah Perdana Menteri Liz Truss dan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng mengumumkan pemangkasan pajak terbesar dan jatuhnya mata uang pound sterling di London, Inggris, Senin (26/9/2022) waktu setempat. (Getty Images/Richard Baker)
Dikutip dari Reuters, Selasa (27/9/2022), nilai tukar pound sterling terus jatuh sejak sepekan ini. Nilai tukar pound sterling yang sempat menyentuh Rp 16.900, kemarin ditutup di level Rp 16.167. (Getty Images/Matt Cardy)
Tak hanya melemah terhadap rupiah, pound sterling juga keok lawan dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir CNN, pound sterling merosot 5% menjadi US$ 1,03. (Getty Images/Matt Cardy)
Merosotnya nilai tukar itu terjadi setelah Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng pada Jumat mengumumkan pemangkasan pajak terbesar dalam 50 tahun terakhir. Namun hal ini terjadi setelah adanya kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi. (Getty Images/Richard Baker)
Kwarteng memberikan sinyal jika pemerintah Inggris akan melakukan pemotongan pajak yang lebih besar ke depan. Hal ini karena pemerintah berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. (Getty Images/Richard Baker)
Melemahnya Pound ini sejalan dengan indikator ekonomi di Inggris yang melemah. Tak cuma Pound, Euro juga tercatat mencapai level terendah selama 20 tahun terakhir. (Getty Images/Richard Baker)
Kepala Ekonom di ACY Securities Clifford Bennet mengungkapkan jika perang Ukraina dan Rusia kembali eskalasi maka akan ada penurunan yang lebih tajam untuk euro dan pound. (Getty Images/Matt Cardy)