Qatar - Dari semua kemegahan yang disajikan Qatar untuk Piala Dunia 2022, ada catatan kelam terhadap pekerja migran. Mereka diduga dieksploitasi hingga meninggal dunia.
Foto Bisnis
Ironi Pekerja Migran di Balik Gegap Gempita Piala Dunia 2022 Qatar

Seorang pekerja migran Pakistan bekerja di Corniche, menghadap ke cakrawala Kota Doha, Qatar, Rabu (19/10/2022). (AP Photo/Nariman El-Mofty)
Gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar hanya tinggal menghitung hari. Namun, gegap gempitanya tak senyaring edisi-edisi terdahulu. Malah kontroversinya yang kian terdengar akibat kondisi tenaga kerja selama pembangunan stadion Qatar terus menjadi sorotan organisasi hak asasi manusia internasional. (AP Photo/Nariman El-Mofty)
Dari semua kemegahan yang disajikan oleh Qatar untuk menggelar Piala Dunia 2022 itu, ada sejumlah catatan hitam terhadap para pekerja migran yang membangunan fasilitas tersebut. Mereka diduga dieksploitasi hingga menyebabkan ribuan korban jiwa. (AP Photo/Nariman El-Mofty)
Menurut penyelidikan The Guardian pada Februari 2021, 6.500 pekerja yang sebagian besar dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka telah meninggal di Qatar sejak negara itu dipilih menjadi tuan rumah Piala Dunia. (AP Photo/Kamran Jebreili)
Sementara, mengutip The Washington Post, pekerja yang tewas mencapai 1.200 orang. Jumlah tersebut adalah akumulasi kasus selama sepuluh tahun telah berjalannya pembangunan infrastruktur Piala Dunia. (AP Photo/Hassan Ammar)
Selain itu dilaporkan bahwa Pemerintah Qatar telah mengusir para tenaga kerja asing dari wilayah apartemen mereka di daerah Doha. (AP Photo/Kamran Jebreili)
Dikutip dari Reuters, proses mengosongkan tempat tersebut ditujukan agar ribuan penggemar sepak bola di masing-masing negara dapat tinggal di daerah tersebut selama Piala Dunia berlangsung. Proses evakuasi tersebut sudah dimulai sejak empat minggu sebelum dimulainya Piala Dunia. Hal ini mendapat perhatian internasional. (Marwan Naamani/AFP/Getty Images)
Kemudian para pekerja migran ini dilaporkan sulit mendapatkan upah yang layak. Dikutip dari business-humanrights.org, sejumlah pekerja mengakui bahwa mereka belum dibayar selama lebih dari satu tahun lamanya. (AP Photo/Hassan Ammar)
Tak hanya itu para pekerja juga perlu menandatangani pernyataan palsu, yang menyatakan bahwa mereka telah dibayar dan menerima upah layak. Dikutip dari wionews.com, tanda tangan tersebut dibutuhkan agar para pekerja migran dapat mendapatkan kembali paspor dan kelengkapan dokumen mereka. Bahkan para pekerja diketahui tidak boleh sampai berganti pekerjaan tanpa seizin sponsor mereka. (Jewel Samad/AFP/Getty Images)
Selain itu dikutip dari dari amnesty.org, para pekerja tidak dapat pergi dari Qatar sampai kontrak mereka habis atau harus menunggu selama kurun dua tahun ke depan. (Marwan Naamani/AFP/Getty Images)