Pasuruan - Industri rumahan bernama Kain Indonesia atau KaIND berfokus pada fesyen ramah lingkungan. Industri ini mengklaim tidak menyisakan bahan atau zero waste.
Foto Bisnis
Geliat Produksi Kain Ramah Lingkungan di Pasuruan

Pekerja menenun benang sutra menjadi kain menggunakan alat tenun bukan mesin di ruang produksi UMKM Kain Indonesia (KaIND) di Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat, (21/7/2023).
Industri rumahan bernama Kain Indonesia atau KaIND itu didirikan Melie Indarto pada penghujung tahun 2014. Â
UMKM ini berfokus pada industri fesyen ramah lingkungan atau fesyen berkelanjutan. Mereka mengklaim menjadi satu-satunya di Indonesia yang dapat memproduksi serat eri menjadi benang fabrikasi dan tidak menyisakan bahan atau zero waste. Â
Rumah produksi KaIND memberdayakan puluhan warga desa setempat dengan memberikan pelatihan untuk terampil dan professional dalam bekeraja. Meraka dilatih teknik tenun tangan, batik tulis dan pewarnaan alami. Â
KaIND yang telah menembus pasar Singapura, Amerika Serikat dan Australia ini memiliki visi untuk menghadirkan Batik Pasuruan sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang modis dan memberi dampak pada dunia dengan tren mode fesyen yang berkelanjutan. Â
Tak lupa, KaIND menghadirkan simbol-simbol ikonik seperti Gunung Bromo, Pasir Berbisik, Chrysanthemum, Asoka dan Bunga Sedap Malam dalam karyanya. Â
Eksistensi UMKM ini tampil pada puncak pertemuan G20 di Bali, dimana produk KaIND berupa Batik Pasuruan dan syal tenun buatan tangan terpilih menjadi salah satu suvenir resmi G20. Â
Pemerintah terus mendorong dan berharap industri fesyen Tanah Air, khususnya yang berasal dari produk-produk UMKM dapat berkembang dan menjadi produk kebanggaan Indonesia. Â