Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi baru terbarukan atau EBT mencapai 23 persen pada 2025. Meski sulit upaya untuk itu terus dikejar.
Foto Bisnis
RI Kejar Target Bauran Energi Baru Terbarukan

Teknisi melakukan pemeriksaan panel surya di Gedung Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/7/2024). Â
Kementerian ESDM mencatat bauran energi baru terbarukan (EBT) sampai pada akhir 2023 baru mencapai 13,1 persen, dan pemerintah menargetkan bauran energi nasional pada tahun 2024 sebesar 19,49 persen. Â
Pada 2025 pemerintah optimis mampu memenuhi target 23 persen meski sulit tercapai karena realisasi investasi di sektor energi terbarukan masih belum signifikan. Â
Belum maksimalnya realisasi bauran energi baru terbarukan dapat menghambat tahapan reduksi emisi karbon Indonesia di masa mendatang. Â
Peningkatan bauran energi dari sektor energi baru terbarukan merupakan upaya untuk mereduksi emisi karbon yang telah disepakati Indonesia bersama negara-negara lain di dunia. Â
Berdasarkan Kesepakatan Paris 2015, Indonesia dan negara-negara lain menyepakati untuk mencegah pemanasan suhu global agar tidak lebih dari 1,5 derajat celsius dari masa pra-Revolusi Industri. Indonesia juga berkomitmen untuk bersama-sama mewujudkan visi dunia mencapai karbon netral atau net zero emission (NZE) tahun 2050. Â
Sementara itu Menteri ESDM Arifin Tasrif juga mengungkap upaya Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK dan mencapai Net Zero Emission (NZE) berdasarkan kondisi dan kemampuan nasional pada tahun 2060 atau 2070-an. Â
Menteri ESDM mengatakan, bahwa sudah terdapat beberapa program yang dilaksanakan, seperti pembangunan infrastruktur interkoneksi ketenagalistrikan, infrastruktur gas bumi, eksplorasi gas alam secara masif, program phase down PLTU, PLTS Atap dan Terapung, pengembangan PLTP dan PLTA, ekosistem kendaraan listrik, dan pilot project CCS/CCUS yang ditargetkan beroperasi pada 2030.