Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah

Foto Bisnis

Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah

Irfan Sumanjaya/Antara Foto - detikFinance
Rabu, 11 Des 2024 08:15 WIB

Lumajang - Nur Hasan (41) warga Desa Gucialit, Lumajang, mengubah limbah kelapa jadi arang briket. Produksi briketnya menembus pasar ekspor seperti Turki dan Arab Saudi.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Dari rasa gundah melihat tumpukan limbah kelapa, Nur Hasan (41) kini mampu memproduksi arang briket yang menghasilkan banyak uang.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

β€œSaya merasa gundah saat melihat limbah kelapa menumpuk di desa. Padahal kalau diolah, bisa jadi komoditi ekspor yang menghasilkan pundi-pundi uang ”, ujar Nur Hasan (41) warga Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur, disela istirahat membuat arang briket.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Sejak pukul enam pagi, suara deru mesin diesel terdengar dari belakang rumahnya.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Dengan cekatan, para pekerja sibuk membuat arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa. Bahan limbah tersebut tersedia berlimpah, mudah ditemukan di setiap sudut desa.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Selain sumber bahan baku yang relatif murah, mengolah arang briket juga relatif mudah. Para pekerja cukup menjemur arang yang telah dibakar, empat hingga lima hari.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Meski usaha sederhana, soal omset tergolong cukup luar biasa. Dalam sehari, Hasan mampu mengolah 600 kilogram arang briket, atau sekitar 15 ton per bulan.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Bahkan demi memenuhi target produksi, Hasan harus mencari pasokan limbah kelapa hingga keluar Lumajang. Diantaranya ke Kabupaten Malang dan kota-kota di Pulau Sumatera.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Produksi briket tak hanya dijual di dalam negeri, tapi juga menembus pasar ekspor seperti Turki dan Arab Saudi. Pembeli mancanegara didapatkan dari jejaring di media sosial Facebook.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Untuk pasar domestik, arang briket dijual Rp10 ribu-Rp 30 ribu per kg. Sementara untuk pasar mancanegara dipatok harga USD 10 per kg. Dengan harga tersebut, Hasan bisa mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 45 juta-Rp 50 juta per bulan.

Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.

Kerja keras, ulet dan jeli melihat peluang, kini berbuah pundi-pundi uang. Limbah kelapa ternyata bukan sampah, tapi bisa jadi sumber rupiah bahkan dolar.

Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Mengubah Limbah Kelapa jadi Rupiah
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads