Sumatera Utara - Aliran Sungai Asahan yang bersumber dari Danau Toba, energi air diubah menjadi tenaga listrik untuk menghasilkan aluminium berkualitas kebanggaan Indonesia.
Picture Story
Energi Bersih dari Danau Toba yang Menyalakan Industri Aluminium Nasional
Setiap pagi di kawasan Asahan, Sumatera Utara, udara terasa sejuk dengan kabut tipis yang masih menempel di pepohonan. Dari kejauhan, aliran air yang berasal dari Danau Toba mengalir melalui Sungai Asahan Β menjadi sumber tenaga bagi pembangkit listrik tenaga air milik PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM). Dari energi inilah proses panjang pembuatan aluminium dimulai.
Pembangkit listrik tenaga air di Sigura-gura dan Tangga menghasilkan energi besar yang kemudian disalurkan ke pabrik peleburan di Kuala Tanjung. Di sana, energi listrik digunakan untuk mengubah bahan dasar menjadi aluminium murni. Prosesnya berlangsung dalam suhu tinggi, dengan pengawasan ketat dari para pekerja yang sudah berpengalaman.
Di dalam pabrik, suasana selalu sibuk. Cahaya oranye dari cairan logam tampak berpijar di antara barisan tungku besar. Para teknisi bekerja dengan hati-hati, memastikan setiap tahap berjalan sesuai standar. Dari tungku-tungku inilah, aluminium cair dihasilkan dan kemudian dicetak menjadi berbagai bentuk sesuai kebutuhan industri. Aluminium yang terbuat dari berbahan dasar bauksit lalu diolah menjadi alumina hingga menjadi aluminium Β cair dan dicetak menjadi aluminium yang Β berkualitas.
INALUM memproduksi tiga jenis utama produk aluminium, yaitu ingot, billet, dan foundry alloy. Ingot berbentuk batangan besar dan biasa digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai industri logam. Billet berbentuk silinder panjang dan digunakan untuk membuat profil aluminium seperti jendela, rangka bangunan, dan kerangka kereta api. Sementara foundry alloy merupakan campuran khusus aluminium yang digunakan dalam pembuatan suku cadang kendaraan, alat elektronik, serta berbagai peralatan konstruksi.
Dari Kuala Tanjung, produk-produk ini dikirim ke berbagai industri di Indonesia. Banyak di antaranya digunakan oleh perusahaan manufaktur nasional, seperti industri kereta api, otomotif, dan konstruksi. Melalui produk ini, aluminium INALUM berperan besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, karena menjadi bahan dasar bagi berbagai infrastruktur dan produk modern di dalam negeri.
Kini, INALUM terus berupaya memperkuat proses hilirisasi agar nilai tambah industri aluminium bisa lebih besar di Indonesia. Perusahaan ini juga berkomitmen untuk tetap memanfaatkan energi bersih dari sumber daya alam yang terbarukan, sehingga proses produksinya lebih ramah lingkungan. Saat ini INALUM mampu menghasilkan produksi aluminium sebanyak 275.0000 ton per tahun.
Kerja keras para pekerja dibalik tungku pembakaran aluminium yang suhunya mencapai hingga lebih dari 40 derajat, ada mereka yang bekerja menjaga keberlangsungan proses produksi, memastikan logam yang dihasilkan tetap menjadi kebanggaan Indonesia.
Aluminium dari Asahan kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dari rangka kereta yang membawa orang bepergian, gedung-gedung yang berdiri di kota besar, hingga perangkat elektronik yang digunakan setiap hari. Semua itu berawal dari tenaga air, kerja keras, dan semangat untuk membangun negeri dengan kekuatan sendiri.
Foto detail aluminium jenis billet. Biasanya digunakan untuk konstruksi bangunan.
Pekerja membangun sebuah rangka konstruksi dengan bahan dasar alumunium.Β
Dari peleburan di Asahan, aluminium INALUM menjelma jadi bahan ringan untuk casing dan rangka laptop yang kini menemani masyarakat Indonesia beraktivitas setiap hari.











































