PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI akan mengembangkan pesawat N245 yang telah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Jika sudah ada pendanaan PTDI siap untuk memulai produksi prototype.
Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo, mengatakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pesawat N245 nantinya cukup tinggi.
"TKDN kita harapkan bisa mencapai 40-50%. Cukup tinggi," tutur Arie di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kan kalau dibikin airframe-nya, strukturnya. Sedangkan engine mesti beli, propoller (baling-baling) beli, avionik mesti beli, elektronik musti beli. Kan belum dibuat di Indonesia, belum ada perusahaan terkualifikasi untuk pesawat terbang," imbuhnya.
Kendati begitu, untuk badan pesawat akan diproduksi sendiri oleh PTDI. Saat ini PTDI mulai menawarkan pesawat N245 ke maskapai nasional, salah satunya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
PTDI ingin pesawat N245 digunakan oleh maskapai lokal.
"Sekarang tinggal usaha PTDI meyakinkan Garuda yang akan memakai pesawat. Karena intinya kita buat dan desain tapi harus ada yang beli jugakan. Pasar kita lihat ada tapi yang paling penting adalah nasional airliner dalam hal ini Garuda," terang Arie.
PTDI tengah merayu Garuda Indonesia untuk membeli pesawat tersebut. Namun pihak Garuda Indonesia belum merespons.
"Kita berusaha meyakinkan Garuda bahwa pesawat yang kita bikin itu bagus. Sudah mendengar mereka, tapi belum bilang iya saya mau beli. Karena tugas saya untuk meyakinkan Garuda bahwa pesawatnya bagus dan bisa dipakai terbang untuk tourism," kata Arie.
Produksi prototipe N245 bisa rampung pada 2019. Itupun jika proses pendanaan dari pemerintah bisa dilakukan tahun ini.
"Kalau pemerintah iyakan sekarang dan danai tahun ini, kita harapkan 2019 selesai, 2020 masuk ke service. Kami sudah dipakai sama airliner. Karena ini kan derifativ dari CN235. Jadi bukan desain baru," tambah Arie. (hns/hns)