Selama ini bahan baku industri ban masih banyak yang diimpor, dengan adanya produksi butadiene di dalam negeri bisa menekan impor bahan baku.
"Selama ini butadiene masih impor belum bisa dibuat dalam negeri. Adanya pabrik ini bisa mendukung hilirisasi industri," kata Direktur Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Tony Tanduk saat dihubungi detikFinance Senin, (27/12/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tony mengatakan dengan adanya rencana investasi pembangunan pabrik butadiene pertama di Indonesia tersebut diharapkan ketergantungan impor terhadap butadiene bisa dikurangi.
Menurutnya terobosan investasi yang dilakukan Chandra Asri tersebut patut didukung bisa meningkatkan daya saing sektor industri hilir khususnya industri ban
nasional.
"Agar sektor industri hilir kita juga memiliki daya saing serta bisa mengurangi ketergantungan pasokan bahan baku dari impor," tandasnya.
Butadiene dapat diolah lebih lanjut menjadi Styrene Butadiene Rubber, Acrylonitrile Butadiene Styrene, Styrene Butadiene Latex. Jenis Styrene Butadiene Rubber bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan karet sintetis yang merupakan komponen untuk industri ban kendaraan.
Rencananya seluruh produksi butadiene tersebut akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan selebihnya akan diekspor. Kehadiran pabrik butadiene ini maka produsen ban nasional dapat meningkatkan skala produksi ban nasional karena bisa menekan biaya impor bahan baku.
Sebelumnya PT Chandra Asri melalui anak usahanya PT PBI mengumumkan rencana segera membangun pabrik butadiene pertama di Indonesia tahun 2011. PBI telah menyiapkan biaya investasi sebesar US$ 100 juta untuk membangun pabrik dengan produksi 100.000 ton per tahun.
(hen/hen)