Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Sukarwo usai penandatangan MoU dengan Deputi Eksekutif Vice President Nestle, Nandu Nandkishore, di Jenewa, Swiss, Rabu (15/6/2011).
Menurut Pakde Karwo, sapaan akrabnya, investasi ini dilakukan karena Jatim dianggap sebaga provinsi yang aman dan nyaman untuk berbisnis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilainya US$ 190 juta. Sekarang itu sudah ada senilai Rp 2,6 triliun atau US$ 300 jutaan," imbuhnya.
Meski begitu, Karwo menilai investasi tersebut masih belum cukup. Dia berencana untuk mendesak Nestle agar menggunakan bahan baku kakao dan kopi asal Indonesia. Selama ini, dua produk tersebut, termasuk susu masih diimpor Nestle dari Selandia Baru dan Australia.
"Ini dalam rangka pembicaraan, yang dicover kurang lebih 33 ribu tenaga kerja, kurang lebih Rp 1,5 miliar atau US$ 198," katanya.
Untuk mewujudkan ini, Karwo berencana mendatangkan semen bibit sapi baru. Cara ini dinilai cukup murah dibandingkan dengan mengimpor sapi.
"Kalau sapi rata-rata harganya Rp 30 juta, kalau semen lebih murah. Proses ini 3-4 tahun sudah terpenuhi untuk 1.000 ton per hari. Dan untuk tahun 2015 dipikirkan untuk porduk itu 2.000 ton pasar di Jateng, Jatim, Jabar, Bali, Yogya dan diekspor," urainya.
(mad/dru)