Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Timuryono mengatakan adanya kasus kelangkaan semen disuatu daerah saat ini karena masih dipengaruhi adanya pelarangan distribusi semen saat arus mudik selama dua pekan. Khusus untuk wilayah Solo, Urip mengaku belum tahu soal kelangkaan semen di kawasan itu.
"Itu karena distribusi ada gangguan dua minggu tak lewat selama mudik. Kalau di Solo sebenarnya tak masalah, karena bisa dipasok dari Tuban, ada Cirebon. Kalau itu di Jawa seharusnya terjadi hanya sehari dua hari saja," katanya kepada detikFinance, Jumat (9/9/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Urip mencontohkan kasus kelangkaan semen di Palembang waktu lalu lebih disebabkan gangguan angkutan Sungai Musi dan terhambatnya arus barang di Merak-Bakauheni.
Selama ini permintaan semen, lanjut Urip, sangat tinggi bahkan beberapa pabrik sudah mencapai titik kapasitas maksimal. Seperti pabrik semen Gresik, Tonasa yang akhirnya menyiapkan pabrik baru pada tahun depan.
"Sekarang utilisasi (pemanfaatan kapasitas terpasang) para pabrikan 80-90%, itu normal karena pabrik di Indonesia dalam kondisi tak baru, paling baru 9 tahun lalu punyanya Holcim," katanya.
Geliat permintaan semen tahun ini setidaknya dapat dilihat dari ASI selama 6 bulan pertama 2011. Selama periode itu penjualan semen mencapai 22,5 juta ton atau naik 15% dari sebelumnya 19,6 juta ton.
(hen/dnl)