Hal tersebut disampaikan oleh Agus Tjahayana, Dirjen Kerjasama Industri Internasional ketika ditemui oleh wartawan di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Selasa (3/01/2012)
"Ekspor hasil industri dari 2011 itu 61 % dipengaruhi oleh 6 produk. Paling besar itu pengolahan kelapa atau kelapa sawit sebesar US$ 24 miliar. Diikuti oleh karet sebesar US$ 15,4 miliar," kata Agus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain 6 produk diatas terdapat 4 produk yang juga mempunyai nilai sebesar US$ 19,8 miliar yaitu pulp dan kertas US$ 5,9 miliar otomotif dan komponen sebesar US$5 miliar, mesin dan peralatan US$ 4,8 miliar serta makanan dan minuman US$ 4,1 miliar.
Selama 2007 sampai 2011 keenam produk ini tumbuh masing-masing untuk pengolahan kelapa atau kelapa sawit 22,8%, karet 25,7%, tekstil 8,8%, elektronika 8,4%, pengolahan tembaga, timah 7,6%, kimia dasar 9,7%.
"6 produk utama serta 4 produk inilah yang menjadi komoditas industri yang menunjang ekspor kita. Untuk Uni Eropa dia adalah negara yang paling besar menerima ekspor dari seluruh total hasil industri kita. Uni Eropa sebesar US$ 18,6 miliar lalu diikuti oleh Amerika Serikat US$ 15 miliar, Jepang US$ 12,6 miliar, Singapura US$ 11, 3 miliar dan China US$ 11,2 miliar," ujarnya
(hen/hen)